SuaraSulsel.id - Ekspor porang dari Sulawesi Selatan kembali dibuka tahun ini setelah sempat ditutup sejak Juni 2020. Terkini Balai Karantina Pertanian Sulawesi Selatan menargetkan ekspor komoditi porang ke China sebanyak 3.000 ton.
"Kita pernah ekspor 3.000 ton, tapi berhenti Juni 2020, itu terakhir. Makanya kita kembali mencoba menargetkan angka ekspor tersebut," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Sulawesi Selatan Natsir Luthfi Jumat (1/7/2022).
Saat ini kran ekspor Porang ke China telah dibuka dan dua perusahaan eksportir dari Sulsel juga telah mengantongi nomor registrasi sebagai salah satu syarat bisa mengekspor ke negeri Tiongkok.
Kedua perusahaan tersebut, yakni PT Harvestama Biota Alam dan PT Insan Agro Sejahtera.
Perusahaan ini mencatatkan diri sebagai perusahaan yang pertama kali memperoleh nomor registrasi dari Badan Karantina Perantina kepada GACC sejak digelar Maret 2022 lalu.
Pengajuan proses rekomendasi ekspor dan eksportir serpih porang tujuan China tahap pertama telah dilakukan oleh Badan Karantina Perantina kepada GACC pada Maret 2022 lalu.
"Syarat GACC, semua kebun porang harus teregistrasi termasuk rumah produksinya. Kami sudah mengajukan empat perusahaan eksportir tapi cuma dua yang berhasil mendapat nomor registrasi," ujarnya.
Seperti diketahui bahwa komoditi porang adalah komoditi unggulan di Sulsel. Menurut Kepala Dinas Perdagangan Sulsel Ashari Radjamilo ekspor ini telah memberi kontribusi sebesar 15 persen dari 10 komoditi unggulan terbesar di Sulsel.
"Kita tahun sebelumnya juga mengirim ke Vietnam, tapi tidak sebesar ke China," ujar dia.
Porang (Amorphophallus muelleri) saat ini menjadi unggulan ekspor komoditas pertanian Indonesia. Pemerintah terus mendorong pengembangan tanaman porang yang umbinya dapat menghasilkan produk turunan bernilai tinggi.
Sementara salah satu pembudidaya porang bernama Indra Bayu mengakui bahwa ditutupnya ekspor porang sejak 2020 mengakibatkan petani porang sangat kesulitan, sebab modalnya tidak bisa berputar akibat harga porang yang menurun drastis.
Sebelum ekspor dihentikan, harga komoditas porang sekitar Rp7000 per kilogram, sekarang sisa Rp3500 per kilogram.
"Bagi petani yang tidak membutuhkan uang cepat, bahkan lebih bagus porangnya masih di tanah, karena semakin tahun semakin besar. Tapi bagi petani kecil yang butuh uang cepat, mau tidak mau dia panen dengan harga murah," jelas Bayu. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Sinopsis The Wanted Detective, Drama China Terbaru Wang Xing Yue dan Julia Xiang
-
Apes! Gegara Nunggak Iuran RT, Sindikat Polisi Palsu Asal China Digerebek di Jaksel
-
Polisi Gadungan Cabang Wuchang Digerebek di Jakarta! 11 WNA China Diciduk!
-
6 Drama China Tayang Akhir Juli 2025, Ada Drama Yang Yang dan Dilireba
-
Samsung Pede Kuasai Pasar Ponsel Lipat Indonesia di Tengah Gempuran HP China
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
Terkini
-
Ambo Ala Terdakwa Uang Palsu Nangis Dituntut 6 Tahun Penjara
-
6 Cara PLN Menghindari Korsleting atau Arus Pendek Listrik di Rumah
-
7 Pelanggaran Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Sulawesi Selatan
-
Wali Kota Makassar Percepat Pembangunan Stadion Untia, Belajar Langsung ke JIS
-
6.624 Honorer Sulsel Akhirnya Terima SK PPPK, Cek Siapa yang Lolos!