SuaraSulsel.id - Dua orang pengurus pondok pesantren Khilafatul Muslimin di Kabupaten Maros ditetapkan jadi tersangka. Polisi menemukan sejumlah barang bukti yang dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana mengatakan, dua orang yang diamankan adalah ketua dan sekretaris Khilafatul Muslimin di Maros. Polisi menemukan buku ajaran jihad dan bendera dari kelompok tersebut.
"Ada dua orang. Sekretaris dan ketua. Sudah tersangka," ujar Komang, Senin, 20 Juni 2022.
Kata Komang, kasus ini sudah naik tahap ke penyidikan. Mereka juga tidak mengantongi izin operasional dari Kementerian Agama.
Mereka disebut akan melakukan deklarasi dalam waktu dekat. Puluhan warga sekitar berhasil direkrut sebagai pengikutnya.
Kendati demikian, Khilafatul Muslimin bukanlah organisasi teroris. Namun, memiliki karakter yang intoleran.
Mereka tidak mengakui sistem hukum dan pemerintah. Seperti menolak mengibarkan bendera merah putih.
Polisi sudah menutup paksa pondok pesantren dan juga sekretariat kelompok tersebut sejak Abdul Qadir Hasan Baraja, pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin ditangkap di Lampung.
Komang mengatakan pesantren tersebut ilegal. Tidak ada izin operasional baik dari pemerintah kabupaten ataupun kementerian agama.
Baca Juga: Gandeng PPATK Lacak Uang Infak Kelompok Khilafatul Muslimin, Kepala BNPT Boy Rafli: Harus Disetop!
Kepala Kantor Kementerian Agama Maros, Abdul Hafid juga mengatakan pesantren itu sudah ada di Desa Benteng sejak tahun 2018. Anggotanya ada puluhan orang.
"Jadi memang ilegal atau tidak berizin sehingga polisi dari Polda Sulsel sudah menutup paksa Ponpes tersebut," ujar Abdul Hafid.
Hafid mengaku pihaknya pernah bertemu dengan pengurus dari pondok pesantren tersebut. Kemenag meminta agar mereka memasang simbol negara seperti bendera dan foto presiden, tapi ditolak.
"Mereka tidak mau memasang simbol atau identitas negara seperti pesantren pada umumnya," ujar Hafid.
Organisasi yang berlandaskan khilafah ini awalnya berdiri pada tahun 1977 dan didirikan oleh Abdul Qadir Baraja. Dalam pembentukannya, organisasi ini berpusat di Lampung.
Berbagai gerakan juga sudah dilakukan oleh golongan ini, mengingat strukturnya yang bertumpu pada khalifah pusat dan erat dengan kegiatan keislaman.
Berita Terkait
-
Gandeng PPATK Lacak Uang Infak Kelompok Khilafatul Muslimin, Kepala BNPT Boy Rafli: Harus Disetop!
-
Disebut Sampai 14 Ribu Orang, Kepala BNPT Terus Lakukan Pendataan dan Investigasi Anggota Khilafatul Muslimin
-
Carikan Solusi Untuk Nasib Siswa Yayasan Khilafatul Muslimin, BNPT: Bagaimanapun Harus Kita Urus
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Taufan Pawe Usul Peradilan Khusus Pemilu: 14 Hari Penyidikan Terlalu Singkat
-
Trans Sulawesi Jalur 'Hitam' Pupuk Subsidi? Polda Sulbar Amankan Ratusan Karung
-
Kisah 6 Orang Makassar Tewaskan 300 Tentara di Thailand
-
Hamil Muda Jualan Skincare Ilegal, IRT di Kendari Terancam 12 Tahun Penjara
-
902 Siswa Disabilitas Dapat Bantuan Tabungan Pendidikan dari Gubernur Sulsel