SuaraSulsel.id - Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan Khaeroni mengatakan, program moderasi beragama bukan program NU-nisasi.
Hal ini disampaikan Khaeroni, ketika menutup kegiatan penguatan moderasi beragama bagi Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Barru.
"Ada isu miring seperti itu. Program moderasi Beragama disebut sebagai Program NU-nisasi. Dengan tegas saya nyatakan itu tidak benar. Moderat itu Wasathiyah, yaitu mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat, dan proporsional," jelas Khaeroni di Hotel Youtefa Barru, Selasa 7 Juni 2022.
Moderasi beragama, lanjut Khaeroni, adalah menengahkan sikap, pandangan, dan praktik beragama.
Baca Juga: Prabowo: Politik Boleh Bersaing Keras, Tapi Ujungnya Harus Tetap Cool
Untuk itu, kata Khaeroni, diharapkan melalui program moderasi beragama harapan kita bersama untuk menyamakan persepsi dan visi itu bisa dicapai dengan dilandasi oleh 4 indikator.
"Apa pun agama mu, apa pun aliran kepercayaan mu, jangan pernah mengaku moderat jika belum dilandasi 4 indikator. Yaitu komitmen kebangsaan yakni kesetiaan terhadap Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, toleran, anti kekerasan, dan menghargai kearifan lokal," urainya.
Khaeroni kemudian berpesan kepada penyuluh yang merupakan corong Kementerian Agama di tengah masyarakat. Agar tidak mengambil tindakan yang justru bertentangan dengan nilai-nilai moderasi beragama jika dihadapkan pada orang-orang atau sekelompok orang pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang tidak dan atau prilakunya bertentangan dengan 4 indikator tersebut di atas.
"Jika 4 indikator itu tidak dimiliki, cukup diingatkan saja. Lakukan pendekatan persuasif, jangan dengan kekerasaan," pintanya.
Lebih lanjut kepada 90 peserta kegiatan ini yang berasal dari unsur penyuluh PNS dan Non PNS serta Kepala KUA Kecamatan di kabupaten Barru, Khaeroni menerangkan tentang filosofi hewan penyu.
Baca Juga: Ulasan Buku Bukan Islam KTP, Mencoba Mengenali Islam Lebih Dekat
"Penyu walau pun ditindih dengan beban berat tetap diam saja. Nah jika penyuluh punya beban berat dan gajinya sedikit harus belajar sama penyu," katanya.
"Penyuluh juga tidak boleh sombong. Lihat lah bagaimana penyu ketika banyak orang justru memasukkan kepalanya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Libatkan Ustaz Derry Sulaiman, Sunan Kalijaga Masih Berharap Salmafina Sunan Kembali Masuk Islam
-
Bukan Sekadar Sensasi, Ini Kisah Haru Ruben Onsu Temukan Kedamaian dalam Islam
-
Beda Agama, Salmafina Sunan Ikut Rayakan Lebaran Bareng Keluarga
-
Pantas Tak Mualaf, Ketaatan Sarwendah soal Agama Dibongkar Ruben Onsu
-
Tren Mualaf di Kalangan Artis, Ricky Cuaca Pilih Teguh pada Iman
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Memori Jumbo Terbaru April 2025, Mulai Rp 2 Jutaan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
Terkini
-
Petani Perkebunan Rakyat Sulsel Merana! NTP Anjlok Drastis 5,63 Persen di Maret 2025
-
Wali Kota Makassar Siap Hadapi Gugatan Kontraktor Lapangan Karebosi
-
Penampakan Kapal Pesiar Mewah Scenic Eclipse II Sandar di Pelabuhan Makassar
-
Preman Pelabuhan Makassar Ditangkap Polisi
-
Ngaku Janda Padahal Suami Merantau: Rumah IRT di Jeneponto Digeruduk Massa