Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 07 Juni 2022 | 12:51 WIB
Guru honorer di Toraja Utara digaji Rp500 ribu per bulan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Pengabdian tanpa batas, begitulah prinsip hidup yang dipegang Silva Paranggai. Guru honorer di Toraja Utara. Punya gelar S2 atau magister.

Kisah Silva diunggah rekan sejawatnya Nathalia Datu Letta di facebook. Postingan itu pun viral di media sosial.

Nathalia menceritakan, Silva adalah guru honorer di SDN 4 Awan, Kecamatan Rantekarua, Toraja Utara.

Sebuah sekolah yang berada di pelosok Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Takut Ada PHK Massal, Tenaga Honorer di Cimahi "Terpaksa" Kuliah untuk Kejar Syarat P3K

Silva layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Alumni Universitas 45 Makassar itu sudah mengabdi sejak tahun 2013 atau sekitar sembilan tahun.

Namun, pengabdiannya selama itu tak sebanding dengan upah yang diperoleh setiap bulan.

Awal mengajar, Silva hanya digaji Rp300 ribu. Kemudian naik menjadi Rp500 ribu.

"Sempat dijanji gaji Rp1 juta. Tapi belum ada sampai sekarang. Karena SK tenaga kontrak belum ada," ujar Nathalia, Senin, 6 Juni 2022.

Meski dibayar sangat rendah, Silva tidak pernah mengeluh. Ia tetap semangat untuk mencerdaskan anak bangsa.

Baca Juga: Sebanyak 6 Ribu Pegawai Honorer di Batam Terancam Kehilangan Pekerjaan

Kata Nathalia, wanita berusia 30 tahun itu tidak memikirkan nasibnya yang masih terkatung-katung.

Niatnya hanya satu. Ingin mengentaskan kebodohan di kampung halamannya.

Honor yang diterimanya bukan persoalan cukup atau tidak. Namanya pengabdian, ia tidak melihat nilainya.

Namun, menurut Nathalia, nasib guru di pelosok harus jadi perhatian serius pemerintah. Perjuangan mereka tidak pernah sebanding dengan hasil yang diperoleh.

"Silva prihatin dengan tingkat pendidikan di kampungnya. Ia mau anak-anak di sana bisa punya pendidikan tinggi, bisa sekolah. Kita harap kisah Silva jadi perhatian pemerintah," ujarnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More