SuaraSulsel.id - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan tengah menunggu hasil pemeriksaan laboratorium pasien suspek hepatitis akut yang berasal dari Provinsi Sulawesi Barat namun dirawat dan ditangani oleh RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Bachtiar Baso menyebut, gejala yang tampak pada pasien belum mengarah ke hepatitis. Namun sampel tetap dikirim ke laboratorium guna mengetahui secara pasti status pasien.
"Sebenarnya tidak menyentuh hepatitis karena gejalanya tidak mengarah ke situ. Tetapi tidak apa-apa kita kirim supaya kita waspada. Jangan sampai gejala tidak terlalu nampak tapi hasil lab mendukung," kata dia di Makassar, Selasa, 17 Mei 2022.
Hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium terkait dengan pasien itu.
"Sampelnya sudah dikirim, tapi belum ada hasilnya. Apapun hasilnya nanti kita harus siap. Sekalipun itu bukan warga Sulsel," katanya.
Ia menyebut Sulsel tetap harus bersiap menghadapi penyakit hepatitis akut, kendati kasus suspek didapati di Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, sebab posisi daerah itu dianggap tidak jauh dari Kabupaten Pinrang.
Oleh karena itu, ia mengaku telah meminta Kepala Dinas Pinrang agar lebih waspada, termasuk terhadap anak usia satu bulan hingga 16 tahun, jika betul hasil pemeriksaan laboratorium itu, pasien terkena hepatitis akut.
Berkenaan dengan hal itu, akan digelar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada Kamis (18/5) yang akan mempertemukan seluruh gubernur se-Indonesia dengan Presiden Joko Widodo.
"Mudah-mudahan Presiden akan menyapa Gubernur Sulsel karena capaian imunisasi dasar lengkapnya terbaik di seluruh Indonesia. Kita 2021 capaian 100 persen, tertinggi dan tidak ada satupun provinsi yang seperti itu," kata dr Bachtiar.
Baca Juga: Bayi Diduga Terjangkit Hepatitis Akut, Begini Penjelasan Dinkes Kabupaten Probolinggo
Sulsel harus konsisten menjadi terbaik dalam pencapaian imunisasi dasar lengkap di momentum BIAN. Dua target utama yakni mengejar capaian target imunisasi bagi anak-anak usia lima tahun ke bawah yang belum selesai.
"Itu yang kita selesaikan, lengkapi karena waktunya ini tidak panjang, hanya satu bulan, 30 hari kerja," katanya.
Kedua, menggenjot imunisasi campak rubella untuk anak sembilan tahun ke bawah.
"Ini harus diwaspadai karena seperti yang di RS Wahidin itu dianggap suspek hepatitis, ternyata bisa jadi rubella," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Rp100 Ribu per Tabung! Untung Besar Pengoplos Gas Subsidi di Gowa
-
Cek Fakta: Viral Beras SPHP Meledak Saat Dimasak, Benarkah Plastik?
-
'Saat Pandemi Kami Hampir Mati, Sekarang Dimatikan Birokrasi': 8 Tuntutan Nakes Sulsel
-
Siapa Layak Pimpin Unhas? UGM Uji Kemampuan 6 Bakal Calon Rektor
-
Aplikasi Ini Bikin Warga Sulsel Lebih Mudah Akses Produk Hukum?