Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 16 Mei 2022 | 07:25 WIB
Ilustrasi Matahari - Penyebab Suhu Panas di Indonesia (Pixabay)

SuaraSulsel.id - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef A Nae Soi meminta warga provinsi berbasis kepulauan itu mewaspadai suhu panas musim kemarau yang sedang melanda daerah itu.

Antara lain dengan tidak membakar hutan dan lahan untuk mencegah bencana kebakaran.

"Kondisi suhu udara di NTT saat ini sangat panas. Sehingga perlu diantisipasi terjadinya berbagai peristiwa bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih," kata Josef A Nae Soi di Kupang, Minggu 15 Mei 2022.

Menurut dia, kasus kebakaran hutan dan lahan yang melanda NTT dalam beberapa tahun terakhir mencapai 10 kasus kebakaran dan 42 bencana kekeringan.

Baca Juga: Judi Sabung Ayam di Sumba Timur Digerebek, 10 Orang Ditangkap, Ayam hingga Uang Disita

Kebakaran hutan dan lahan itu terjadi pada beberapa wilayah seperti di Kabupaten Ngada, Flores Timur, Sumba dan Pulau Timor.

"Daerah ini juga rawan terhadap kasus kebakaran hutan pada kawasan hutan lindung sehingga harus diwaspadai setiap pemerintah kabupaten/kota di NTT," katanya.

Menurut dia, selain kebakaran hutan, kekeringan juga melanda daerah setiap musim kemarau dengan 42 kejadian bencana kekeringan.

"Bencana kekeringan ini juga berdampak pada terjadinya krisis air bersih, gagal panen dan gagal tanam karena kekurangan air untuk usaha pertanian," kata Josef A Nae Soi.

Dia mengatakan warga NTT harus menjaga kelestarian lingkungan alam agar sumber air tetap tersedia sehingga selama musim kemarau persediaan air bersih tetap mencukupi. (Antara)

Baca Juga: BMKG: Suhu Panas di Yogyakarta Perlu Diwaspadai Hingga Pertengahan Mei

Load More