Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 11 Mei 2022 | 14:17 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI dr. Brian Sriprahastuti [SuaraSulsel.id/KSP]

SuaraSulsel.id - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI dr. Brian Sriprahastuti mengatakan, laporan 15 kasus hepatitis di Indonesia, belum bisa dikategorikan sebagai hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiolog).

"Karena masih menunggu pemeriksaan, kemungkinan Hepatitis E dan adenovirus. Semua masih dugaan atau suspek," kata Brian, di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu 11 Mei 2022.

Menurutnya, dari 15 kasus yang dilaporkan tersebut, 11 kasus sudah diperiksa, dan hasilnya bukan hepatitis ABCD.

"Tapi belum diperiksa untuk hepatitis E dan adenovirusnya, karena menunggu reagen," ujarnya.

Baca Juga: Masuk Lewat Salur Cerna, Ini Tips Cegah Hepatitis Akut Pada Anak

Brian juga menegaskan, bertambahnya kasus dugaan hepatitis akut yang dilaporkan, membuktikan bahwa Sistem kewaspadaan Dini berfungsi, dan SE kemenkes direspon dengan baik oleh daerah.

"Meski demikian masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan terutama untuk keluarga," pinta Brian.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengumumkan, bahwa ada 15 kasus hepatitis akut di Indonesia pada Senin (9/5).

Ke-15 kasus tersebut, ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Kenaikan angka ini, dihitung setelah Kemenkes meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir. 

Seperti diketahui, fenomena hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, menjadi sorotan dunia setelah WHO menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.

Baca Juga: Cegah Anak Kena Hepatitis, Dokter Ingatkan Pakai masker hingga Cuci Tangan

WHO menerima laporan 169 kasus di 12 negara.

Load More