Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 09 Mei 2022 | 12:06 WIB
Ilustrasi pembunuhan (Shutterstock)

SuaraSulsel.id - Tomi, warga Brebes, Jawa Tengah ditemukan tewas tergantung di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Warga sekitar menemukan mayatnya di empang.

Peristiwa itu terjadi Jumat, 6 Mei 2022. Awalnya Tomi dikira meninggal karena bunuh diri. Sebab mayatnya ditemukan tergantung.

Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muhalis mengatakan korban adalah warga Brebes, Jawa Tengah. Dia merantau ke Pinrang sebagai penjual martabak.

Mayatnya ditemukan oleh warga sekitar di Kampung Cikkuale, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pekan lalu. Tubuhnya tergantung seperti orang bunuh diri.

Baca Juga: Asmara Kandas di Tengah Jalan Diduga Jadi Motif Tersangka Habisi Nyawa Janda Wiwin di Padalarang

Belakangan diketahui Tomi ternyata dibunuh. Polisi sudah melakukan visum dan menemukan sejumlah hal yang janggal pada kasus tersebut.

"Dari hasil visum korban dibunuh, lalu diikat dan digantung," ujar Muhalis, Senin, 9 Mei 2022.

Hasil visum keluar Minggu, kemarin. Korban diduga mengalami penganiayaan berat.

Pelaku sengaja menggantung mayat korban untuk mengelabui warga dan polisi. Korban dikira bunuh diri.

Namun dari hasil pemeriksaan visum, banyak yang janggal dari kematian Tomi. Polisi yakin korban dibunuh karena mengalami luka di tubuh.

Baca Juga: Pembunuhan Sadis Janda di Padalarang Bikin Publik Kutuk Pelaku: Laki-laki Biadab!

"Tidak ada tanda-tanda bunuh diri pada korban. Dia dibunuh dari hasil visum," tegasnya.

Menurutnya, jika korban bunuh diri, maka lidah korban akan menjulur keluar. Begitupun dengan tangannya, tidak akan terikat.

Kini, kasus ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kata Muhalis, polisi sudah memintai keterangan sejumlah saksi.

Diantaranya bos korban, rekan sesama penjual dan pemilik rumah kontrakan yang ditempati Tomi. Sejumlah barang bukti juga sudah dimankan oleh polisi.

"Ada sekitar enam atau tujuh orang sudah diperiksa. Termasuk rekan korban dan bosnya, karena mereka punya bos yang penjual martabak," tandasnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More