Prof Hefni menjelaskan, ketika fitoplankton yang kelimpahannya sangat tinggi ini mati, maka akan mengapung di permukaan laut membentuk lapisan coklat serupa jelly. Ia menyebut, ketika masih mengalami masa pertumbuhan, fitoplankton (mikro algae) hidup melayang di kolom air, terombang ambing oleh gelombang dan arus.
“Mengingat perairan teluk, maka blooming Bacillariophyceae ini mudah terkonsentrasi menjadi lebih pekat, karena topografi teluk yang semi tertutup, sehingga flushing air berlangsung lambat dan kondisi ini menyokong terjadinya akumulasi biomassa Bacillariophyceae,” kata Prof Hefni.
Ia melanjutkan, Bacillariophyceae sejauh ini dilaporkan bukan kelompok fitoplankton yang menghasilkan racun atau toksin. Jenis fitoplankton ini juga tidak seperti beberapa jenis Dinofalgellata.
Ikan Mati
Baca Juga: Dampak Limbah di Teluk Bima, Kini Warga Keracunan Ikan Hingga Ribuan Bangkai Berbau Tak Sedap
Pakar lingkungan dari IPB University itu menjelaskan, kematian ikan dan beberapa biota lautnya lainnya diduga bukan karena toksin. Tetapi karena kekurangan oksigen terlarut di kolom air. Hal ini karena difusi oksigen dari udara ke kolom air terhalangi oleh lapisan coklat serupa jelly di permukaan laut.
Kadar oksigen terlarut di kolom air bisa mendekati kondisi anaerob (tanpa oksigen). Sebetulnya, kata Prof Hefni, fitoplankton adalah tumbuhan renik yang berfotosintesis dan menghasilkan oksigen dan menjadi pemasok oksigen di kolom air.
Namun, manakala fitoplankton yang jumlahnya milyaran sel ini mati secara bersamaan. Maka proses perombakan (dekomposisi/pembusukan) menjadi bahan anorganik, membutuhkan oksigen dalam kuantitas yang besar pula.
Maknanya, kondisi yang sebelumnya aerob (ada oksigen) bisa berubah menjadi anaerob, konsekuensi dari konsumsi oksigen secara massive.
Selain itu, pada malam hari ketika berhenti berfotosintesis, fitoplankton juga berespirasi yang mengonsumsi oksigen dalam jumlah yang besar pula.
Baca Juga: 5 Fakta Teluk Bima Berubah Jadi 'Padang Pasir', Begini Kata Pertamina
Dosen IPB University itu memaparkan, mengingat sangat melimpahnya populasi fitoplankton maka kelangkaan oksigen di kolom air kemungkinan bisa terjadi oleh beberapa hal.
Berita Terkait
-
Wamendagri Bima Tegaskan Pentingnya Sinkronisasi Program Kerja Pusat dan Daerah untuk Kelola Keuangan Berkualitas
-
Wamendagri Bima Ingatkan Kepala Daerah Lakukan Mitigasi, Menilik Sejumlah Wilayah Diprediksi Alami Cuaca Ekstrem
-
Bocoran Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua: Setelah Lebaran, Lokasi Dirahasiakan?
-
Makin Ngelantur? Firdaus Oiwobo Klaim Anwar Usman Paman Gibran Keluarganya: Itu Om Gue
-
Prabowo Murka soal Korupsi, Eks Penyidik KPK Soroti Penegakan Hukum dan Regulasi
Terpopuler
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Hotman Paris Skakmat Fidaus Oiwobo, Ketahuan Bohong Soal Keturunan Sultan Bima
Pilihan
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta