Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 01 Mei 2022 | 11:20 WIB
Tangkapan video amatir penampakan laut teluk Bima (TikTok/ ariiif_26)

SuaraSulsel.id - Respon cepat terhadap fenomena munculnya lapisan coklat tebal di Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (SPL), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melakukan penelitian.

Mengutip website IPB University, Tim IPB University dipimpin Prof Hefni Effendi (Pakar Lingkungan IPB University), dan beranggotakan Mursalin Aan (Ahli Kualitas Air), Reza Zulmi MSi (dosen IPB University dari Departemen MSP) dan Luluk DW Handayani (peneliti PPLH IPB University).

Dalam pengambilan sampel yang dilakukan pada Jumat, 29 April 2022, Prof Hefni dan tim berkoordinasi dengan Maulana Ishak, alumnus IPB University dari Departemen MSP FPIK yang berdomisili di Bima.

Maulana juga merupakan Ketua Yayasan Kabua Dana Rasa (LSM Lingkungan). Prof Hefni bersama tim juga berkoordiansi dengan Dr Paryono (Universitas Mataram/Unram). Tim Unram juga melakukan pengambilan contoh lapisan coklat dan contoh air.

Hasil identifikasi cepat tim IPB University dan Tim Unram menunjukkan adanya kelimpahan fitoplankton yang sangat tinggi dari kelas Bacillariophyceae (Diatom).

Baca Juga: Dampak Limbah di Teluk Bima, Kini Warga Keracunan Ikan Hingga Ribuan Bangkai Berbau Tak Sedap

Fitoplankton tersebut diduga mengarah pada genus Navicula atau Mastogloia dengan estimasi kelimpahan berkisar 10 – 100 milyar sel per liter.

Dengan mengacu pada baku mutu air laut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, ambang batas kelimpahan fitoplankton bagi wisata bahari dan biota laut adalah 1.000 sel per mililiter.

Dengan kata lain, kelimpahan fitoplankton yang melebihi ambang batas tersebut dianggap tidak baik bagi wisata bahari dan biota laut. Tidak hanya itu, apabila dibandingkan dengan fenomena blooming lainnya, kelimpahan plankton jenis diatoms ini memiliki nilai yang sangat tinggi.

Penelitian Damar et al. (2021) di Teluk Jakarta hanya melaporkan hitungan puluhan juta sel per liter.

Konsentrasi unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan silikat yang berlebih, dapat memicu pertumbuhan pesat fitoplankton di kolom air. Pertumbuhan logaritmik yang pesat fitoplankton di kolom air bisa berlangsung 3-5 hari.

Baca Juga: 5 Fakta Teluk Bima Berubah Jadi 'Padang Pasir', Begini Kata Pertamina

Setelah itu, fitoplankton akan mengalami fase stationary (pertumbuhan normal) dan fase death (mati alami).

Load More