SuaraSulsel.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, puasa untuk membangun empati dan kesetaraan.
"Berpuasa itu membangun empati dan kesetaraan, empati itu apa? Ikut merasakan kesedihan orang. Kalau orang lapar itu rasanya seperti ini, kalau orang kedudukannya lebih rendah rasanya seperti ini," ujar Mahfud dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu 6 April 2022.
Menurut dia, semua manusia punya harga diri, punya harkat dan martabat yang sama. Oleh sebab itu, siapa pun tidak dibenarkan jika seseorang memandang orang lain lebih rendah daripada dirinya.
Bagi Mahfud, menganggap orang lain lebih rendah adalah tindakan jahiliah.
Saat mengisi ceramah sebelum Salat Tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (5/4), Mahfud mengurai kisah seorang sahabat nabi bernama Abu Dzar al-Ghifari yang pernah ditegur oleh Nabi Muhammad. Karena memaki budak atau pembantunya secara berlebihan.
"Abu Dzar al-Ghifari suatu hari tampak di depan para sahabat yang lain memakai baju yang sama kualitasnya, memakai sandal atau sepatu yang sama kualitasnya dengan para pembantunya. Para sahabat lantas bertanya, 'Kenapa Abu Dzar memakai baju yang sama dengan para pembantunya?'
Abu Dzar bercerita: "Saya pernah ditegur oleh nabi karena saya memarahi budak dengan kata-kata: kamu ini bodoh, pemalas sama dengan ibumu, dasar budak!'," kisah Mahfud, menirukan kata-kata Abu Dzar.
Mahfud lantas menirukan kata-kata Nabi kepada Abu Dzar, "Kalau kamu punya pembantu, punya karyawan, perlakukan dia dengan baik, berilah pakaian seperti yang kamu pakai, berilah makanan seperti yang kamu makan, bantulah dia kalau bekerja. Karena sebenarnya dia itu membantumu, pekerjaan pokoknya itu ada padamu."
Mahfud pun mengajak jemaah memperkuat semangat menghargai orang lain. Sebagai bagian dari semangat kemerdekaan yang ingin membangun kesetaraan dan keadilan, bukan kesewenang-wenangan.
"Pada bulan puasa ini, mari kita bangun ketakwaan kita itu dengan membangun empati dan kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini sebagai negara yang merdeka karena ingin membangun kesetaraan dan keadilan, bukan membangun kesewenang-wenangan. Ini cara kita mengisi kemerdekaan," ujar Mahfud yang juga alumnus Pondok Pesantren Al-Mardiyah, Pamekasan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Kisah Pilu Sopir Travel Diperas Rp30 Juta Oknum TNI dan Polisi
-
Prada HMN Tewas Diduga Dianiaya Senior, 3 Tentara Ditahan Polisi Militer!
-
Demi Kemanusiaan! Gubernur Sulsel Bantu Proses PK Guru di Luwu Utara
-
Jufri Rahman Tekankan Nilai Lokal dalam Pembangunan Sekolah Rakyat
-
2 Guru Luwu Utara Dipecat karena Galang Bantuan untuk Honorer, Akan Mengadu ke Dasco