Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 01 April 2022 | 14:13 WIB
Antrean panjang kendaraan roda empat di SPBU Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat (1/4/2022). Pengendara mobil lebih memilih BBM jenis pertalite setelah harga Pertamax naik. [Foto : Suara.com/ Lorensia Clara Tambing

SuaraSulsel.id - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis bensin Pertamax (RON 92) membuat pengendara beralih ke jenis bahan bakar lainnya.

Pengendara ramai-ramai lebih memilih pertalite yang lebih murah dibanding Pertamax. Kenaikan harga untuk Pertamax yang berlaku mulai hari ini dinilai cukup membebani konsumen.

Di Kota Makassar misalnya, antrean panjang kendaraan roda empat sudah terjadi di sejumlah SPBU sejak Jumat, 1 April 2022. Puluhan kendaraan berjejer rapi mengantre mengisi pertalite di dispenser bahan bakar.

Ibnu Arsyad (43), salah satu pengendara roda empat mengaku selama ini menggunakan Pertamax. Selain karena bagus untuk mesin kendaraan, harganya juga masih terjangkau.

Namun sejak harga Pertamax naik, ia terpaksa beralih ke Pertalite. Ia mengaku disparitas harga sebelumnya dan yang sekarang sangat jauh.

"Tinggi sekali naiknya. Kemarin kan kalau isi Pertamax Rp250 ribuan sudah lumayan hampir full tanki, sekarang cuma dapat berapa liter saja," ujarnya saat ditemui di SPBU Sultan Hasanuddin.

Pegawai BUMN itu mengaku kenaikan Pertamax sangat mencekik. Sebelumnya, harga pertamax hanya Rp9.200 kini Rp12.750.

"Kalau mampu, sebenarnya saya mampu tapi kan kebutuhan kita bukan hanya di bahan bakar. Apa-apa sekarang naik. Bahan dapur saja naik," keluhnya.

Ibnu berharap kenaikan harga Pertamax tak berpengaruh terhadap kendaraan roda empat. Artinya, pengendara roda empat dengan spesifikasi apapun tetap diizinkan untuk beralih ke Pertalite.

"Awalnya isu kenaikan BBM ini kita tidak terlalu tanggapi karena kita pikir hanya akan naik Rp500,- atau Rp1000 ribu. Ternyata sangat-sangat membebani," ujarnya.

Sementara, Ranti, salah satu pegawai SPBU mengaku antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar pertalite sudah terjadi sejak Jumat pagi. Pengendara mobil banyak yang mengisi pertalite.

Kondisi terbalik malah terjadi di dispenser mesin bahan bakar Pertamax. Sejak pagi, kata Ranti, tak ada lagi yang mengisi Pertamax.

"Kalau Pertamax terakhir kemarin malam banyak pengendara yang isi. Sejak dari pagi ini belum," ujarnya.

Ranti mengaku pihaknya sudah menerapkan harga baru untuk Pertamax sejak Jumat pagi. Hal tersebut sesuai edaran dari Pertamina.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Laode Syarifuddin Mursali menambahkan kenaikan harga Pertamax di wilayah Sulawesi mulai berlaku tanggal 1 April 2022, pukul 00.00 waktu setempat. BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 Pertamax ini disesuaikan harganya menjadi Rp12.750 per liter di Sulawesi, dari harga Rp 9.200 per liter.

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat. Harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Laode Syarifuddin saat dikonfirmasi.

Ia menjelaskan krisis geopolitik yang terus berkembang sampai saat ini mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$ 100 per barel. Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat US$ 114,55 per barel, melonjak hingga lebih dari 56% dari periode Desember 2021 sebesar US$73,36 per barel. 

Namun, di tengah kondisi ketidakpastian supply dan demand energi, penyesuaian harga bahan bakar minyak menjadi tak terelakkan untuk dilakukan. Ia mengaku Pertamina tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

"Karenanya penyesuaian harga kali ini dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM Non Subsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 14 persen dari total jumlah konsumsi secara nasional setelah sebelumnya Pertamina menyesuaikan harga Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex yang total konsumsinya hanya 3 persen," jelasnya.

Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM Non Subsidi yang lebih berkualitas sesuai spesifikasi kendaraan.

"Harga baru masih terjangkau khususnya untuk pemilik kendaraan dengan mesin terkini yang tergolong kategori mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," pungkas Laode.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More