Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 09 Maret 2022 | 17:15 WIB
Andi Sudirman Sulaiman [SuaraSulsel.id/Istimewa]

"Saya bilang Innalillahi. Luar biasa ini cobaan, bukan pekerjaan mudah," ujar Sudirman.

Ia mengaku berat badannya bahkan sempat turun hingga tujuh kilogram. Tugasnya sangat berat, kata Sudirman. Bukan karena pekerjaannya saja, tapi nasib 9 juta warga Sulsel dipikirkannya setiap saat.

Menurutnya, selama menjadi pelaksana tugas adalah ujian. Ia harus ikut sistem pemerintahan. Sangat berbeda dengan sistem di perusahaan.

Namun, balik lagi. Ia harus belajar beradaptasi. Termasuk memastikan pelayanan publik dan pemerintahan tetap jalan.

Baca Juga: Demokrat: Jika Rakyat Dukung 3 Periode, Jokowi Tetap Harus Tolak karena Alasan Konstitusi

Ia melihat saat ini terlalu banyak kebijakan yang ancamannya selalu berujung pidana. Makanya, sulit untuk berinovasi.

"Kebijakan harusnya tidak boleh kena pidana. Saya misal buat kebijakan, tanda tangan dan sebagainya, gak boleh dipidanakan. Gak boleh harusnya. Tidak boleh ada ancaman pidana untuk itu," tegasnya.

Menurutnya, walaupun pada ujungnya mengakibatkan kerugian negara, ancaman pidana sebenarnya bukanlah solusi.

Kebijakan yang dibuat daerah bisa saja digugat secara perdata. Asalkan, hasil dari kebijakan itu tidak lari ke kantong pribadi.

Ia menganalogikan pemerintahan dengan memanjat pohon. Semisal, daerah ingin berinovasi, namun karena terlalu takut dengan ancaman pidana, jadinya hanya diam. Daerah itu tidak berkembang.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Bertandang ke Pontianak, Netizen Malah Salfok Sama Posisi Duduknya: Sama Kayak Aku

"Kalau misal lagi manjat terus jatuh, harusnya gak bisa langsung dikubur dong. Karena dia manjat konsekuensinya naik ke atas, turun karena salah pijak. Jatuh aja. Jangan dikubur," ujarnya.

Di sisa waktu masa tugasnya, ia berharap seluruh janji politiknya bisa tuntas. Ia memohon doa dan dukungan dari semua pihak untuk kemajuan Sulawesi Selatan.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More