SuaraSulsel.id - Nama Wage Rudolf (WR) Soepratman atau WR Soepratman tentu tak asing bagi warga Indonesia. Dia adalah pencipta lagu Indonesia Raya, lagu yang selalu membangkitkan kebanggaan dan jiwa nasionalisme saat dikumandangkan di penjuru Nusantara. Usut punya usut, WR Soepratman harus menjalani perjalanan yang sulit sebelum dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan.
Sebelum dikenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya, WR Soepratman adalah seorang wartawan dan pemain musik. Lelaki kelahiran 19 Maret 1903 ini pernah menjadi wartawan Kaoem Kita (1924-1925) dan Sin Po (1926-1933). WR Soepratman juga sempat berprofesi sebagai guru. Penciptaan lagu Indonesia Raya oleh W.R. Soepratman bermula saat dia membaca artikel “Manakah komponis Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesia yang dapat membangkitkan semangat rakyat?” dalam majalah Timboel terbitan Solo.
Hati Soepratman tergerak. Hingga pada suatu malam di tahun 1926, Soepratman mulai menuliskan not-not lagu Indonesia dan membuat lagu menggunakan biola. Pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jl Kramat Raya 106, lagu Indonesia Raya pertama kali dibawakan dengan alat musik biola dan tanpa lirik.
Sebagian peserta kongres mencoba merangkul W.R. Soepratman dengan mata berkaca-kaca. Tepuk tangan dan sorak sorai mengiringi penampilannya saat itu. Adapun perwakilan pemerintah kolonial serta polisi rahasia Belanda hanya terbengong-bengong, tak paham jika itu adalah bakal lagu kebangsaan, melainkan sebatas hiburan.
Sejak saat itu nama W.R. Soepratman semakin populer seiring dengan partitur dan lagu Indonesia Raya. Mulanya berjudul “Indonesia” yang dirilis oleh Sin Po edisi Sabtu, 10 November 1928. Selebaran berisikan partitur dan lirik tiga stanza Indonesia Raya juga turut disebarkan. Setelah kongres pemuda II berlangsung,
Lagu Indonesia Raya semakin dikenal oleh seluruh kalangan. Partai Nasional Indonesia (PNI) pada kongres kedua di Batavia, 18-20 Mei 1929 tak hanya berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, tai menjadikannya sebagai sebuah lagu kebangsaan. Begitu pula yang terjadi pada Kongres PNI di Bandung, 15 September 1929, para peserta kongres berdiri lalu bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh semangat.
Puncaknya, pada 1930, pemerintah kolonial yang sudah kepalang pusing mengambil tindakan represif. Lagu Indonesia Raya dinyatakan berbahaya karena telah mengganggu ketertiban dan ketentraman umum. Pemerintah kolonial juga melarang lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan diperdengarkan di hadapan umum.
Namun lagu Indonesia Raya tetap abadi di hati warga Indonesia. Selepas kematiannya pada 17 Agustus 1938, lagu Indonesia Raya justru semakin sering dikumandangkan. Tahun 1944, usai menderita kekalahan dimana-mana, Jepang membentuk Panitia Lagu Kebangsaan yang diketuai Ir. Soekarno.
Sebanyak tiga kali, panitia melakukan perubahan atas naskah asli W.R. Soepratman ini. Lagu Indonesia Raya kemudian dikumandangkan kembali secara resmi pada saat Indonesia merdeka. Berikut ini lirik lagu Indonesia Raya versi terakhir yang dinyanyikan hingga saat ini:
Baca Juga: Lirik Lagu Indonesia Raya Beserta Sejarah di Baliknya
Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku, Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Berita Terkait
-
Ahli Waris WR Soepratman Luruskan Isu Royalti Lagu Indonesia Raya, Minta 'Hak Moral' ke Prabowo
-
Menkumham Tepis Kabar Miring: Lagu Indonesia Raya Tak Kena Royalti, Acara Hajatan Juga Tak Kena
-
LMKN Tegaskan Lagu Indonesia Raya Bebas Royalti: Sudah Jadi Domain Publik
-
Saksi Ahli di Sidang Uji Materi UU Hak Cipta: Lagu Indonesia Raya Tidak Kena Royalti
-
Viral Pria Ubah Lirik Lagu Indoesia Raya, Masukan Kata Sindiran 'Mafia dan Koruptor'
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor