SuaraSulsel.id - Dosen Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia Syahruddin Yasen mengatakan, untuk menanggulangi persoalan banjir musiman di Kota Makassar, pemerintah harus memperbanyak sumur resapan.
"Ancaman bahaya banjir dan tanah longsor terjadi ketika musim hujan banyak melanda. Baik daerah maupun perkotaan yang rawan seperti Makassar. Karena itu sumur resapan ini harus menjadi salah satu fokus kebijakan Pemkot Makassar," kata Syahruddin, Senin 21 Februari 2022.
Pengamat kebijakan pemerintah itu mengatakan pentingnya mengambil kebijakan tersebut. Karena bencana itu sangat merugikan warga kota dan secara umum berdampak pada seluruh sektor. Baik ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan.
Genangan banjir di beberapa titik daerah Kota Makassar, misalnya, setiap tahun menjadi ancaman dan bahaya bagi kehidupan warga. Terutama di jalan protokol dan nasional. Seperti jalan di depan Kantor Gubernur Sulsel, Fly Over Jalan AP Pettarani, dan lainnya.
Berkaitan dengan hal itu, dia menyarankan pemerintah pusat maupun daerah bersama legislatif untuk memikirkan penanganan genangan dan banjir di kedua titik strategis tersebut.
"Pemerintah harus memikirkan penanganannya. Supaya tidak terus terjadi setiap tahunnya, misalnya membuat sumur resapan massal di sepanjang area tergenang banjir," ujarnya.
Dia mengatakan, pemerintah daerah selama ini memang sudah punya konsep, namun lamban merealisasikannya. Apalagi jika jalan itu adalah jalan nasional, tentu membutuhkan lobi anggaran dan mekanisme lobi yang memakan waktu.
Kendati demikian, lanjut dia, hal itu bukan menjadi alasan. Karena ada Undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang dana tanggap darurat yang mekanisme alokasi anggaran yang cepat seperti banjir, tanah longsor, dan gempa.
Di sisi lain, kata Yasen, kurangnya koordinasi pemerintah provinsi ke pemerintah pusat serta wakil rakyat di Senayan, juga menjadi titik lemah kurangnya perhatian pada daerah rawan banjir.
Baca Juga: 2 Kapal Angkut 13 Orang Pemancing Tenggelam Dihantam Ombak di Perairan Tanjung Bunga Kota Makassar
"Karena itu, saya sarankan, selain membuat drainase yang representatif, bentuk antisipasi lain adalah membuat sumur resapan yang besar dan massal," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Klub Belum Ada, Bursa Transfer Mau Ditutup! Thom Haye Ditolak Mantan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
Terkini
-
BRI Komitmen Tekan Backlog Rumah Lewat KPR Subsidi FLPP 2025
-
Apa Itu SPMT, Bikin Anggota Satpol PP Sulsel Senyum Bahagia
-
Air Keran Langsung Minum? Ini 5 Water Purifier Terbaik untuk Air Sumur dan PDAM
-
7 Perlengkapan Rumah Tangga Pintar yang Bikin Hidup 'Sat-Set' di Era Digital
-
Kisah Mistis di Kantor Gubernur Sulsel: Lima Kuburan di Bawah Tangga