Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 20 Februari 2022 | 16:55 WIB
Sekolah di Kabupaten Siak menggelar pembelajaran tatap muka mulai Selasa (14/9/2021). [Alfat Handri/Suara.com]

SuaraSulsel.id - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Hardi mengatakan, peserta didik dan tenaga pendidik di Palu sudah saatnya hidup bersahabat dengan COVID-19. Dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.

"Tinggal terapkan protokol kesehatan (Prokes) pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 secara ketat saat berada di sekolah. Seperti menjaga jarak, wajib memakai masker, menyediakan tempat mencuci tangan dan harus divaksin agar kekebalan tubuh dalam melawan paparan COVID-19 meningkat," kata Hardi, Minggu 20 Februari 2022.

Kemudian ia meminta orang tua peserta didik agar tidak mengizinkan anak-anaknya membeli makanan di sekolah. Tapi harus membawa bekal dari rumah.

Ia yakin dengan cara-cara tersebut peserta didik dan tenaga pendidik serta kependidikan akan aman dari paparan COVID-19. Meskipun ancaman keberadaan virus tersebut di lingkungan sekolah tidak bisa hilang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta Terus Meningkat, Pemkot Sebut Nakes Banyak Terpapar

"Kita tidak boleh takut, tetapi kita bersahabat dengan COVID-19. Jadi peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan saat berada di lingkungan sekolah terapkan prokes ketat dan jaga tubuh agar tetap sehat," ujarnya.

Oleh sebab itu Hardi meminta orang tua peserta didik pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sederajat agar mengajak anak-anaknya mengikuti vaksinasi COVID-19. Khususnya peserta didik yang berusia 6-11 tahun.

Tujuan vaksinasi agar para peserta didik tersebut memiliki kekebalan tubuh yang kuat dan tidak mudah terpapar COVID-19. Sehingga dapat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) dengan aman di sekolah.

"Agar PTM di Kota Palu pada jenjang SD dan SMP sederajat dapat terlaksana 100 persen,"ucapnya.

Maka dari itu, Hardi mengatakan menjadi tugas dari para berbagai pihak, termasuk pihak sekolah dan petugas kesehatan agar mengedukasi orang tua peserta didik dan peserta didik yang belum divaksin agar mengikuti vaksinasi COVID-19.

Baca Juga: MUI Kota Palu Minta Penceramah Lawan Dakwah Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme di Media Sosial

"Tidak usah takut divaksin. Tujuan divaksin itu kan agar imun tubuh meningkat sehingga mampu melindungi diri dari paparan COVID-19. Hingga saat ini baru sekitar 11 persen peserta didik usia 6-11 tahun di Kota Palu yang telah mengikuti vaksinasi COVID-19," katanya.

Selain itu Hardi mengimbau seluruh orang tua peserta didik agar melaporkan kepada pihak sekolah, petugas kesehatan atau Disdikbud Palu jika anak-anaknya mengalami efek samping usai divaksin.

Mengingat berdasarkan informasi yang ia peroleh ada peserta didik yang mengalami efek samping usai divaksin, namun tidak melapor.

"Laporkan jika mengalami efek samping usai divaksin agar menjadi bahan evaluasi bagi kami. Yang pasti sebelum divaksin, peserta didik akan diskrining dulu oleh petugas kesehatan. Jika kondisi tubuhnya tidak memungkinkan maka peserta didik itu tidak akan divaksin," terangnya.

Tercatat Disdikbud Palu menutup dua sekolah dari aktivitas PTM untuk sementara waktu menyusul ditemukannya peserta didik yang terpapar COVID-19 di sana.

Dua sekolah itu yakni SMP Negeri Model Terpadu Madani Palu. Di sana ditemukan satu peserta didik terpapar COVID-19. Kemudian di SD Negeri 6 Palu yang ditemukan delapan peserta didiknya terpapar COVID-19.

"Berdasarkan hasil penelusuran kami, peserta didik itu terpapar COVID-19 saat berada di luar sekolah. Bukan saat berada di sekolah. Peserta didik pada dua sekolah yang ditutup itu tetap melaksanakan pembelajaran secara dalam jaringan (daring) sambil kita memeriksa apakah tenaga pendidik atau peserta didik yang berinteraksi dengan mereka terpapar COVID-19 atau tidak," jelasnya. (Antara)

Load More