Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 20 Februari 2022 | 16:13 WIB
Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Prof Dr KH Zainal Abidin MAg (kemeja putih) menyampaikan pidato pada dialog pemimpin dan tokoh lintas gereja, di Sigi, Sulawesi Tengah [SuaraSulsel.id/ANTARA]

SuaraSulsel.id - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah mengimbau umat beragama agar tidak saling menyalahkan pendapat, paham, dan aliran yang dianut. Demi menjaga dan meningkatkan kerukunan dan kesatuan umat beragama.

"Perbedaan pendapat, perbedaan mazhab, perbedaan faham dan aliran, itu menunjukkan satu dinamika perkembangan pemikiran yang harus direspons secara arif dan bijak, tanpa harus saling menyalahkan," ucap Ketua FKUB Sulawesi Tengah, Prof KH Zainal Abidin MAg di Palu, Minggu 20 Februari 2022.

Prof Zainal mengakui bahwa akhir-akhir ini, umat sering berdebat bahkan saling menyalahkan dan mengharamkan sesuatu, yang tidak pada substansinya.

Bahkan, di wilayah Sulteng, menurut Zainal, ada sekelompok umat beragama dengan paham dan aliran tertentu, menyalahkan bahkan mengharamkan sebagian umat yang melaksanakan tahlil, aqiqah, dan menyalahkan sebagian umat yang membaca barzanji.

Baca Juga: Komnas HAM Meminta Polisi Transparan Dalam Penyelidikan Pelaku Penembakan Warga Tolak Tambang Emas di Parigi Moutong

Ironisnya lagi, kata dia, umat beragama yang berlainan aqidah dan keyakinan dengan kelompok umat beragama tersebut, kemudian dianggap salah dan dicap masuk neraka.

"Padahal perbedaan yang ada di muka bumi adalah ketentuan dan ketetapan Tuhan Yang Maha Esa, maka mestinya semua umat beragama harus menjunjung tinggi perbedaan yang ada," ucapnya.

Ia menegaskan, di muka bumi ini, tidak akan mungkin hanya ada satu agama, satu faham, satu aliran dan satu mazhab tertentu. Sehingga, dalam kehidupan sosial, tidak boleh satu pendapat, satu keyakinan, satu pandangan mazhab, harus dipaksakan untuk diterima oleh semua orang.

Prof Zainal yang merupakan Guru Besar Pemikiran Islam Modern UIN Datokarama Palu mengatakan, dalam konteks Islam, ada banyak dalil yang berbicara tentang kerukunan, persaudaraan, serta penghargaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Salah satu dari sekian banyak dalil adalah, Firman Allah dalam Surah Alhujurat ayat 13, yang menyampaikan bahwa kehidupan di bumi ini sangat plural, dengan tujuan agar saling kenal dan mengenal.

Baca Juga: Komnas HAM: Penembak Warga Tolak Tambang Emas di Parigi Moutong Adalah Polisi Berbaju Sipil

"Maka yang harus dikedepankan adalah persamaan antar umat beragama, salah satu persamaan itu adalah semua manusia berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Ini yang harus dikedepankan dalam kehidupan sosial keagamaan, sehingga alasan untuk berbuat baik, tolong menolong, serta tidak menyalahkan orang lain, karena orang tersebut juga merupakan mahluk atau ciptaan Tuhan," kata Zainal.

Dengan begitu, ujar dia, dalam kehidupan sosial keagamaan, tidak boleh ada yang mengklaim diri dan kelompok, sebagai pihak yang paling benar, paling suci, dan paling beriman.

"Sesama manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, tidak patut untuk saling menilai, biarkan Tuhan yang menilai. Karena Tuhan yang lebih mengetahui tentang manusianya dan amalan manusianya," kata Prof Zainal. (Antara)

Load More