Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 17 Februari 2022 | 07:25 WIB
Yenny Wahid, putri kedua Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (Suara.com/Yaumal)

SuaraSulsel.id - Direktur The Wahid Institute (WI) Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengingatkan tugas kiai saat ini penuh dengan tantangan di tengah zaman yang serba berubah (disrupsi).

"Tugas para kiai sekarang membimbing umat di tengah zaman yang serba berubah, disrupsi, penuh perubahan agar tetap bisa mengacu pada agama dan bisa mengayomi masyarakat agar tetap mendapatkan ketenangan baik dunia dan akhirat," katanya saat ikut serta ziarah dengan jajaran PBNU dan PWNU se-Indonesia di Pondok Pesantren Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu 16 Februari 2022.

Menurut dia, sudah menjadi tugas semua pihak terutama para kiai untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai para pendiri NU untuk mengayomi umat, terutama menghadapi tantangan di zaman saat ini.

Saat ini, ada banyak hal yang berubah, menjadi penuh dilema. Misalnya, persoalan agama yang kemudian menjadi sangat kompleks dan penuh dimensi.

Baca Juga: Ganjar Temui Warga Desa Wadas, Yenny Wahid: Pemimpin yang Baik Harus Berani Berdialog Langsung

Hal ini, kata dia, berbeda dengan zaman pendiri NU. Untuk itu, sudah menjadi tugas para kiai untuk membimbing umatnya di tengah zaman saat ini.

Ia pun mengapresiasi ziarah yang dilakukan jajaran PBNU dan pengurus PWNU se-Indonesia ke makam muassis (pendiri) NU di Jombang yakni K.H. Hasyim Asyari, K.H. Bisri Syansuri dan K.H. Wahab Hasbullah.

"Menurut saya, kunjungan ini bagus sekali, karena pastinya ini simbolis dan historis. Artinya, seluruh pengurus PBNU dan PWNU se-Indonesia ingin mendekatkan diri dengan para muassis atau pendiri NU dan simbolisnya datang ziarah. Ini menurut saya simbolismenya kuat," kata dia.

Puluhan orang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Indonesia mengunjungi makam pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama di sejumlah pondok pesantren Jombang.

Katib Aam PBNU K.H. Akhmad Said Asrori mengemukakan kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian puncak hari lahir Nahdlatul Ulama ke-99 yang digelar di Surabaya dan Bangkalan. Kegiatan rangkaian hari lahir dimulai dengan ziarah ke makam muassis NU di Jombang yakni K.H. Hasyim Asyari, K.H. Bisri Syansuri dan K.H. Wahab Hasbullah.

Baca Juga: Tetiba Angin Kencang Menerjang Panggung Pengajian hingga Roboh Menimpa Kiai saat Ceramah

"Ziarah dilakukan sebagai langkah untuk menyerap energi perjuangan para pendiri NU. Jadi kami 'ngalap' berkahnya, semangat perjuangannya," kata K.H. Akhmad Said Asrori.

Setelah ziarah, para pengurus NU dari berbagai daerah di Indonesia ini selanjutnya kembali ke Surabaya. Rencananya, mereka akan menggelar malam silaturahmi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam.

Sesuai dengan rencana, pada Kamis (17/2), rangkaian peringatan hari lahir akan dilakukan dengan tahlil di kantor pertama PBNU di Jalan Bubutan Surabaya.

Kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke makam Syaichona Kholil di Bangkalan dan diakhiri dengan puncak hari lahir di Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan. (Antara)

Load More