Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 06 Januari 2022 | 14:13 WIB
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 sebelum disuntikkan kepada anak saat vaksinasi khusus untuk TK/Paud/Raudhotul Athfal (RA) di TK Kartika X-16, Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (4/12/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSulsel.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan vaksinasi Sulsel pada dosis 1 bisa mencapai 100 persen hingga akhir Februari. Serta 100 persen pemberian dosis 2 pada Maret 2022.

"Sekarang kita mengejar target vaksin 100 persen hingga Februari dosis 1 dan Maret untuk dosis 2 sesuai arahan Pemerintah Pusat," ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Arman Bausat pada konferensi pers di Makassar, Kamis 6 Januari 2022.

Dinas Kesehatan Sulsel merilis capaian vaksinasi telah mencapai 72,06 persen dengan total 5.087.846 orang yang telah disuntik vaksin dosis 1. Sementara vaksinasi dosis 2 telah diberikan kepada 2.903.210 orang warga Sulsel dari total target 7.058.141 orang.

Termasuk pada pemberian dosis 3, Sulsel telah menyasar 36.784 orang. Sehingga untuk pemberian tiga dosis tersebut, total pemakaian 8.027.480 suntikan.

Baca Juga: Masa Karantina WNI dari Luar Negeri Dikurangi Jadi 7 Hari

Sementara data vaksinasi per 31 Desember 2021 di Indonesia sejumlah 281.246.044 dengan rincian vaksinasi pertama sejumlah 165.840.435 dan vaksinasi kedua 114.090.207. pada vaksin ke tiga yakni 1.315.402, sehingga total pemakaian sekitar 280 juta dan vaksin aman.

Menurut dr Arman, vaksinasi merupakan upaya penanggulangan pandemi OVID-19 yang menyeluruh dan terpadu.

Vaksinasi ini sebagai upaya pencegahan COVID-19, hanya saja awal tahun ini diakui dr Arman bahwa laju vaksinasi terganggu karena adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang mengakibatkan meninggalnya sejumlah warga di Kabupaten Bone, Sulsel, usai divaksin.

Komite Daerah (KOMDA) penanggulangan dan pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (PP KIPI) Sulawesi Selatan bersama Komite Nasional ( KOMNAS) PP KIPI, BPOM dan Kemenkes telah melakukan pengkajian dan causality assessment yang menyimpulkan bahwa penyebab kematian Almarhum Tuan S dan Almarhumah Pelajar (AW) dari Kabupaten Bone tidak terkait dengan vaksinasi COVID-19.

Dr Martira selaku Ketua Komda KIPI Sulsel menyebut almarhumah S memiliki tekanan darah tinggi yang diduga disertai komplikasi dengan pendarahan hidung, sedangkan almarhumah pelajar AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir.

Baca Juga: Disiplin Protokol Kesehatan, Guru dan Orangtua Wajib Jadi Satgas 3M

"Kematian Tn S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi (inkonsisten)," tambah dr Martira. (Antara)

Load More