SuaraSulsel.id - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menatap 2022 dengan penuh optimistis. Dalam menghadapi COVID-19. Seiring dengan berbagai pengalaman dalam menangani pandemi selama kurun waktu 2020-2021.
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah, memilih tema Optimis hadapi COVID-19. Sebagai sebuah narasi positif yang perlu dibangun. Agar bangsa Indonesia bangkit kembali dari keterpurukan berbagai hal," ujar Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center Agus Syamsudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 3 Januari 2022.
Agus mengatakan pandemi COVID-19 tidak mengenal manajemen prabencana. Yang mengukur kemungkinan kejadian dan risiko serta mitigasi. Sehingga ada persiapan ketika bencana.
Dalam konteks COVID-19, kata dia, tidak ada persiapan. Karena belum pernah terjadi sebelumnya. Maka yang terjadi adalah masa kegawatdaruratan yang sangat panjang dari Februari 2020 sampai Desember 2021.
"Layaknya gawat darurat bencana, semua tidak tahu, jadi semua bersifat emergency, serba darurat, berubah, dan penuh dengan diskusi dan pasti trial and error," kata dia.
Ia mengatakan pandemi COVID-19 mengajarkan manusia untuk siap menghadapi perubahan mendadak dan tidak pasti. Atas dasar ini pula, kata dia, ada nilai yang dapat dipetik oleh pemerintah, rumah sakit dan masyarakat.
Perubahan itu dapat dilihat dari sisi kebijakan yang berubah, respons rumah sakit yang terus berkembang, dan masyarakat melakukan respon terhadap setiap kebijakan dan dampak COVID-19.
"Prinsipnya kita semua harus tetap menjaga protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Pemerintah perlu melakukan 3T (treatment, tracing, tracking) dan vaksinasi. Waspada dan tidak jemawa," kata dia.
Dalam mengawali 2022, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memiliki sejumlah catatan penting yang perlu dicermati. Pertama pemantapan sistem Kesehatan yang di dalamnya memuat penguatan jejaring rumah sakit dan kampanye untuk hidup sehat perlu terus diserukan dalam arti luas.
Baca Juga: Peneliti: Anosmia adalah Gejala Prediktor Covid-19 Terbaik Dibanding Sakit Tenggorokan
Kedua, pemulihan ekonomi seiring dengan aktifitas sektor riil yang dilonggarkan. Ketiga, persiapan pembelajaran tatap muka. Secara perlahan, pembelajaran secara luring akan dilakukan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut menggerakkan roda ekonomi.
"Keempat, penyelenggaraan ibadah. Menurunnya tingkat penularan covid memungkinkan untuk beribadah dengan cara normal mulai dari haji, umrah, solat dan pengajian," kata dia.
Terakhir, waspada terhadap varian baru Omicron. Muhammadiyah meminta masyarakat waspada karena ada varian baru dengan tingkat penularan sangat tinggi dan berharap tingkat gejala medis yang menurun.
"Perlu pantauan secara terus menerus. Setidaknya hingga bulan November 2022," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Puluhan Siswa SD di Riau Keracunan MBG: Makanan Basi, Murid Muntah-muntah
Terkini
-
Semen Padang vs PSM Makassar: VAR Beraksi
-
Sinyal Eksodus Menguat! Wagub Sulsel Fatmawati Rusdi 'Bolos' Demi Dampingi PSI
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone