SuaraSulsel.id - Komedian Cak Lontong mengatakan, pendidikan di Indonesia akan terus maju dan berkembang. Jika teknologi dimanfaatkan.
Pertama, harus bisa mengubah mindset. Kini Indonesia bukan sebuah negara tertinggal.
Pendidikan di Indonesia memiliki sumber daya manusia dengan segudang keahlian hebat. Tapi tak jarang Indonesia masih terjebak dengan cara-cara lama dalam belajar dan bekerja.
“Saya insinyur elektro dan sebenarnya minder juga kalau ketemu orang ITS lainnya. Karena saya satu-satunya insinyur yang jadi pelawak. Tapi kita perlu optimis dengan cara minimalis, ubah mindset, yaitu ilmu teknologi tetap saya pakai untuk hal-hal lain seperti mengajar anak. Intinya tinggal bagaimana saja mengubah mindset untuk bisa menggabungkan dunia pendidikan ini bersama dengan teknologi,” kata Cak Lontong dalam Webinar Festival ROTI SEVIMA, Selasa (21/12).
Kedua, memanfaatkan teknologi tidak boleh minder. Meskipun banyak sekali negara maju dan orang pintar di luar sana, namun sumber daya manusia di Indonesia menurut Cak Lontong sangat luar biasa. Sayangnya, masyarakat Indonesia biasanya minder dan tak mau belajar ketika menghadapi suatu hal yang belum dikuasainya. Seperti misalnya gagap teknologi (gaptek), lalu menjauhi bahkan memusuhi teknologi.
“Sebelum pandemi, saya jadi delegasi Indonesia. Seperti dikirim via paket, tiba-tiba saya sudah di Filipina dan bertemu perwakilan negara anggota ASEAN lainnya. Ternyata mereka selalu pikir-pikir ketika ketemu Indonesia, kagum dengan kehebatan Indonesia. Oleh karena itu, tolong jangan pernah minder. Kemampuan yang kita miliki sama seperti negara lain,” tegas Cak Lontong.
Ketiga, harus berani dan siap bersaing. Tidak ada jalan mudah untuk berprestasi. Semuanya harus dilakukan dengan perjuangan. Bagi orang tua dan dosen yang sudah berusia lanjut, tentu tidak mudah untuk mempelajari teknologi canggih dan berbagai hal-hal baru. Namun semangat juang orang tua dan dosen dalam belajar itulah, yang akan menular ke anak dan mahasiswa kita.
Oleh karena itu, orang tua dan dosen tidak boleh lelah dalam mengeksplorasi fitur-fitur kecanggihan teknologi yang sudah banyak tersedia di internet untuk mendidik. Orang tua dan pendidik diharapkan Cak Lontong dapat belajar dari kesuksesan Indonesia di masa lalu, yaitu mampu mengekspor guru ke Malaysia, karena semangat juang masyarakat Indonesia yang tinggi.
“Pada tahun 1960an hingga 1980an, Malaysia mengimpor guru dari Indonesia untuk mengajar anak-anak mereka, itu bukan karena orang Indonesia lebih cerdas. Tapi karena orang Indonesia punya semangat juang yang tinggi dan “mau mikir”. Ini perlu kita lanjutkan, kalau mau mahasiswa kita cerdas, mari berjuang untuk memanfaatkan Sistem Akademik berbasis Awan (Siakadcloud) dan berbagai fasilitas teknologi terkini lainnya. Mikir!,” pungkas Cak Lontong dengan kalimat andalannya.
Baca Juga: SD Negeri Borong Makassar Raih Adiwiyata Nasional 2021
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Misteri Kematian Mahasiswa UNG Saat Diksar: Kuburan Digali, 8 Sampel Diambil
-
Edukasi ABCDE: Cara Mudah Kenali Gejala Kanker Kulit Sejak Dini
-
Warga Samalona Hemat Rp2,7 Juta per Bulan Berkat SuperSUN
-
Dulu Dipenjara, Sekarang Jadi Juragan Kosmetik Ilegal! Influencer Ini Kembali Berulah
-
Mamuju Diterjang Banjir! BPBD Sulbar Siagakan Tim Reaksi Cepat