Joko memaparkan, sejumlah pasar rakyat di beberapa daerah sudah menerapkan sistem belanja digital. Seperti yang dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Tim digitalisasi Asparindo akan memacu digitalisasi di daerah-daerah lainnya,” ujar dia.
Sementara itu, Direktur Asparindo Sulawesi Saharudin Ridwan mengatakan, pihaknya sejak tahun lalu sudah menerapkan transaksi belanja digital di tiga pasar di Makassar melalui Baruga Pasar.
Saharudin yang juga Direktur Operasional PD Pasar Makassar menjelaskan, lewat Baruga Pasar, konsumen cukup membuka aplikasi Whatsapp dan menghubungi call center untuk memesan barang yang diinginkan. Daftar barang dan harganya ada dalam aplikasi tersebut.
Pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan Grab, Gojek, dan Tokopedia untuk memudahkan transaksi daring. Saat ini, Blibli juga sedang menjajaki kerja sama.
Pihaknya juga mengakomodasi keunikan pasar tradisional yakni aktivitas tawar menawar. Melalui aplikasi WA bisnis, pembeli bisa bertransaksi langsung dengan video call bersama pedagang, sehingga bisa mendapat barang yang dibutuhkan dengan harga yang cocok.
Saharuddin mengatakan, tema Digitalisasi Pasar Rakyat yang diusung Asparindo dalam Munas 2021 sangat penting. Hal itu karena bisa meningkatkan pelayanan pasar rakyat terhadap kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan sembako atau kebutuhan sehari-hari.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai, pengurus PD Pasar haruslah orang yang mengerti karakteristik konsumennya seperti apa, sehingga bisa mengelola pasar dengan lebih baik, bersih, dan rapi. Pengelola jangan berasal dari kroni penguasa atau titipan partai politik untuk mengelola PD Pasar.
“Sebaiknya dipilih orang profesional yang paham mengenai perkembangan zaman dan karakteristik konsumen pasar, sehingga strategi pengelolaan jauh lebih tertata,” ujar Huda.
Baca Juga: Harga Minyak Goreng Tinggi, Pemprov Lampung Gelar Operasi Pasar
Pada kesempatan terpisah, Anggota Komisi VI DPR RI Hendrik Lewerissa mendorong adanya perubahan pengelolaan di pasar. Sebab, akibat pandemi, penjualan melalui jalur konvensional sudah tidak laku lagi. Konsumen lebih memilih beralih ke pasar transaksi online sehingga penjual harus mengikuti tren itu.
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menegaskan, adaptasi menjadi kunci agar pasar tetap eksis sekaligus bertahan dalam situasi krisis. Mengingat saat ini Indonesia telah didera oleh pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun terakhir ini.
“Dengan perkembangan transaksi jual beli lewat online itu suatu keniscayaan yang tidak bisa kita hindari," ujar Wakil Rakyat dari Dapil Maluku itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Gubernur Sulsel Bantu Rp5 Miliar untuk Perbaikan Jalan ke Ponpes DDI Mangkoso Barru
-
Makassar Gigit Jari? Dana Triliunan Proyek PSEL Terancam Melayang
-
Terungkap! Tambang Emas Raksasa di Sulawesi: Cadangan 7 Juta Ounce
-
Anak Panah Bersarang di Kepala Pemuda Makassar, Begini Respon Polisi
-
Harga Emas Bikin Pusing Calon Pengantin? Ini 4 Alternatif Cincin Nikah Kekinian