Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 13 Desember 2021 | 11:49 WIB
Oghie, musisi sekaligus produser asal Makassar, Sulawesi Selatan, menggandeng musisi Ukraina Anya Shurubey [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Oghie]

“Oh ya, di dalam album kami, ada 4 lagu. Komposisi pada mini album ini sebenarnya eksperimen kombinasi antara unsur-unsur etnomusikologi di Asia dan Eropa Timur. Yang paling menonjol kedengaran itu di lagu I Saw The Love. Nuansa-nuansa seperti itu sih yang gue mau share di lagu ini. Ya meski ini akan terbilang baru di telinga,” tambahnya.

Oghie sendiri mengaku, dalam musiknya, mereka mengusung genre pop R&B, slap, elektronik, dan tradisional.

"Kami masih meracik musik yang sebenarnya terbilang baru, sih. Di EP kami ini, gue ngerasa terbantu banget sama suara timbre Anya Shurubey," tambah Oghie.

“Lagu ini bergenre eksperimental sih, meski ada genre slap house dan orkestra di beberapa lagu dan inspirasinya lebih ke electronic-oriental pop, karena emang gue lagi seneng banget sama etnomusikologi dan instrumen tradisional seputaran Asia. Namun di satu sisi, dunia electronic music juga, menarik karena latar belakang kuliah saya Teknologi Informasi”, ucap Oghie.

Baca Juga: Peringatan Korban 40 Ribu Jiwa di Makassar Jadi Semangat Melawan Pandemi Covid-19

Postmix Studio di Ukraina pun digandenganya untuk merekam dan me-mixing suara Anya Shurubey.

"Kalau musiknya sih gue garap sendiri di studio gue di Bandung, namun karena gue dan Anya itu beda negara, akhirnya dia merekam suaranya sendiri setelah musiknya jadi, kemudian mengirimkan RAW vokalnya. Jadi di Ukraina itu hanya vocal record dan vocal mixing aja."

Sebagai penyempurna karya ini, Oghie juga mengajak Irman Usman, salah satu musisi karawitan untuk men-direct musik tradisinya dan mengisi gendang di lagu "I Saw The Love".

“Proses pembuatan musik cukup singkat sih, karena gue udah sering tektokan sama rekan-rekan etnomusikolog. Dan di lagu ini juga gue dibantu Irman Usman, musikus dan pemain instrumen musik tradisional, jadi seru banget sih. Kalo kesulitan hampir enggak ada yah, mungkin lebih ke pengalaman sedih aja, ketika rekaman gendangnya, maestro gendang dunia Abd Muin Dg. Mile asal makassar berpulang, jadi kita sampai harus break dulu sampai perasaan sedih selesai, lalu lanjut recording lagi,” ujar Oghie.

Untuk penulisan lirik pada lagu ini, Oghie menyerahkan ke Anya Shurubey. Liriknya yang sangat easy to catch dan simpel membuat keseluruhan lagu menjadi indah dan easy listening.

Baca Juga: Kunker ke Makassar, Komisi XI Gelar Pertemuan dengan OJK dan BI

Oghie menjanjikan kepada seluruh penanti karyanya bahwa semua musiknya akan mudah untuk dicerna, namun tetap punya musikalitas yang tinggi.

Load More