SuaraSulsel.id - Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr drg Muhammad Harun Achmad masuk dalam daftar dua persen World Rangking Scientists yang dipublikasikan Stanford University dan Elsevier BV.
"Alhamdulillah, masuk dua persen scientics dunia ini mudah-mudahan semakin memacu spirit saya untuk lebih produktif," ujar Prof Harun saat dikonfirmasi wartawan di Makassar, Senin 2 November 2021.
Nama dokter Harun dimasukkan dalam daftar 2 persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Setelah dipublikasikan Stanford University dan Elsevier BV. Diketahui, hanya 58 ilmuwan dari Indonesia dari lembaga riset dan perguruan tinggi yang lolos.
Prof Harun merupakan satu-satunya dosen peneliti yang masuk daftar itu dan mengharumkan nama Unhas. Sekaligus menobatkannya sebagai satu-satunya yang berprofesi sebagai dokter gigi di Indonesia yang lolos atas penelitiannya.
Baca Juga: Unhas Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Protokol Kesehatan Covid-19
"Saya merasa sudah selesai dengan diri saya, sekarang lebih berpikir bagaimana lebih berguna bagi masyarakat," katanya menambahkan.
Doktet Gigi Harun merupakan profesor muda yang telah dinobatkan sebagai periset unggul Unhas pada 2019 lalu. Sementara sebagai reviewer nasional dan internal sejak 2015 sampai sekarang.
Bahkan diusia 47 tahun sudah menyandang gelar profesor. Ia pun telah aktif sejak lama dengan ikut penelitian sejak 1982 silam.
Pria kelahiran Maros, 23 Mei 1971 ini juga sudah menelurkan 133 jurnal di Science and Technology Index (Sinta). Termasuk H-indeks scopus 13 dan H-indeks GS 17. Hal inilah yang mengantar Harun masuk daftar peneliti berpengaruh dunia.
Tidak hanya itu, buku yang diterbitkan sudah mencapai 10 terbitan dan mempunyai hak paten. Saat ini di Unhas, Profesor Harun masuk peneliti urutan nomor satu versi Sinta, dan nomor urut 12 di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Persiapan Kuliah Tatap Muka, 1.240 Mahasiswa Dan Pendidik di Unhas Dites Antigen
"Saya baru serius di 2016. Saya teliti macam-macam, ada soal kanker rongga mulut, penggunaan obat herbal untuk hambatan kuman dalam rongga mulut dan lainnya. Paling terakhir, saya buat alat Elecromyografi untuk mendeteksi kekuatan kontraksi otot gigi," tuturnya.
Berita Terkait
-
Formappi Harap DPR Tak Ulang Kesalahan RUU TNI Saat Bahas RUU Polri
-
Harta Karun Zaman Besi Ditemukan di Inggris, Bernilai Rp 5,4 Miliar!
-
Pakar LIPI Sebut Pergantian Jokowi ke Prabowo Terburuk dalam Sejarah Reformasi, Ini Alasannya
-
Gara-gara Peneliti Korea Selatan, Masa Depan Mobil Bensin Terancam
-
RS Unhas dan Celltech Buka Akses Terapi Stem Cell di Sulawesi
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Cuti Lebaran Usai! ASN Sulsel Wajib Ngantor Besok, Nekat Libur? Ini Sanksinya!
-
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
-
Gelap Ruang Jiwa: Bisnis Aksesori Binaan BRI yang Ekspansi Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Batal Nikah Gegara Uang Panai? Rumah Calon Pengantin Pria di Jeneponto Hancur
-
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok