SuaraSulsel.id - Kementerian Luar Negeri China mengatakan Menteri Luar Negeri sekaligus Anggota Dewan Negara Wang Yi akan menemui delegasi pemerintah sementara Afghanistan Taliban selama kunjungan ke Qatar pada 25-26 Oktober.
Kedua belah pihak akan bertukar pandangan mengenai situasi di Afghanistan dan isu-isu yang menjadi "keprihatinan bersama", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin usai konferensi pers di Beijing.
"Sebagai mitra sekaligus tetangga baik Afghanistan, China selalu menganjurkan dialog dan kontak untuk mengarahkan perkembangan positif situasi di Afghanistan," katanya.
Pada pertengahan Agustus pemerintah Afghanistan runtuh saat Amerika Serikat dan sekutu membawa pulang pasukan mereka setelah 20 tahun menginvasi negara tersebut, membawa Taliban mengambil alih kekuasaan melalui serangan kilat.
Baca Juga: Sudah Menyebar ke 11 Provinsi, Gelombang Baru Covid-19 Varian Delta Meluas di China
Sebulan sebelumnya, delegasi Taliban bertemu dengan Wang Yi di Kota Tianjin, China utara.
Semenjak itu China menjanjikan bantuan kepada negara tetangganya tersebut, seraya menuntut Taliban agar menindak keras Gerakan Islam Turkistan Timur, sebuah kelompok yang dianggap Beijing mengancam stabilitas di kawasan barat Xinjiang.
Sementara Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan pendirian negaranya terkait Afghanistan adalah searah dengan pandangan seluruh komunitas internasional, yaitu memberi keutamaan pada bantuan kemanusiaan dan pembangunan kembali negara tersebut.
"Malaysia juga seperti negara-negara lain berpandangan bahwa keterlibatan secara konstruktif perlu dilakukan dengan pihak yang berkuasa di Afghanistan," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Kamarudin Jaffar ketika memberikan jawaban atas pertanyaan sejumlah anggota parlemen di Gedung Parlemen, Senin 25 Oktober 2021.
Dalam isu pengakuan sebuah negara, ujar Kamarudin, terdapat faktor-faktor atau parameter tertentu yang perlu dipertimbangkan.
Baca Juga: 10 Arti Tahi Lalat di Berbagai Bagian Tubuh, Ada yang Simbol Nasib Buruk
Kamarudin mengatakan faktor-faktor tersebut adalah seperti isu keabsahan atau dengan legitimasi yang merujuk kepada tahap penerimaan rakyat negara terhadap penguasaan dan pembentukan pemerintahan di negara tersebut. (Antara)
Berita Terkait
-
5 Drama China Tayang April 2025, Ada The Demon Hunter's Romance
-
Donald Trump Beri Sinyal Selamatkan Sektor Otomotif di Tengah Perang Dagang, Pajak Diturunkan?
-
Jadwal Timnas Indonesia vs China Berubah, Main Malam H-1 Lebaran Idul Adha
-
China Colong Start, Segera Gelar TC Demi Rusak Mimpi Timnas Indonesia
-
Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Spekulan Mengintai! Kenaikan Harga Emas Bisa Jadi Bumerang untuk Anda, Ini Kata Ahli
-
Skandal Syahrul Yasin Limpo Meluas: KPK Panggil Salsa Nabila Hardafi
-
Klaster Usaha Tenun Ulos Ini Berhasil Kirim Produk ke Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
BRI Dorong UMKM Go Global, Dukung Partisipasi di Pameran Internasional Singapura 2025
-
Bos Uang Palsu UIN Alauddin Annar Sampetoding Dilimpahkan ke Kejaksaan