Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 20 Oktober 2021 | 12:18 WIB
Jutaan ikan di jaring apung nelayan di Waduk Cirata, Cianjur mati mendadak, Selasa (5/10/2021). [Antara]

SuaraSulsel.id - Ribuan ekor ikan mas dan ikan nila mati mendadak di kawasan Waduk Saguling dan Cirata Jawa Barat. Diduga akibat cuaca ekstrem.

Pemilik Keramba Jaring Apung atau KJA di Waduk Saguling, Dermaga Bongas, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Asep Elep mengatakan, ikan yang mati mulai ukuran kecil hingga ikan besar. Semuanya mengambang ke permukaan.

Menurut Asep, penyebab kematian massal ikan tersebut diduga karena cuaca ekstrem. Hal itu ditandai dengan hujan terus menerus. Sehingga minim sinar matahari dan membuat ikan-ikan mati.

Menurutnya, akibat cuaca dingin dan naiknya air bawah yang bercampur dengan endapan pakan ke permukaan, membuat ikan yang dibudidayakan di kolam jaring apung (KJA) mati akibat kehabisan udara segar.

Baca Juga: 10 Jenis Ikan Tawar yang Paling Banyak Dikonsumsi dan Dibudidayakan di Indonesia

"Kemarin mulai kejadiannya, banyak ikan di KJA yang mati mendadak karena kondisi cuaca gak bagus. Untuk di tiga blok KJA di sini saja sekitar 8-10 ton yang mati, kalau dengan blok lain bisa puluhan ton," katanya, Selasa (19/10/2021).

Asep Elep menjelaskan, untuk di wilayahnya, kematian ikan terjadi di Blok Ugrem, Blok Tangan-tangan, dan Blok Balong, yang terdapat di sekitar 10 RW dan dua desa, yakni Desa Bongas dan Desa Batulayang.

Kebanyakan ikan yang mati adalah ikan mas dan nila, baik yang sudah siap panen ataupun benih yang baru seminggu datang.

Ketua Paguyuban Gabungan Baraya Saguling (GBS) ini mengakui jika kondisi cuaca kurang bersahabat dalam beberapa pekan terakhir.

Oleh karena itu ada sebagian pembudidaya ikan yang sudah melakukan antisipasi agar kematian ikan tidak terlau banyak, seperti mengurangi pakan dan tidak menabur benih ikan baru.

Baca Juga: 6 Racikan Umpan Ikan Mas Buatan Sendiri

"Kejadian ini selalu rutin terjadi ketika kondisi cuaca ekstrem, makanya kalau yang udah paham biasanya melakukan antisipasi sejak dini. Makanya kematian ikan tidak total, paling dalam satu petak KJA yang mati sekitar 30-50 persen," ungkapnya.

Load More