Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 13 Oktober 2021 | 15:19 WIB
Sejumlah mahasiswa baru Universitas Lancang Kuning Pekanbaru mengikuti kuliah perdana, Senin (4/10/2021). [Dok Unilak]

SuaraSulsel.id - Presiden Jokowi memandang, bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) harus menjadi perhatian. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, harus bisa memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan bakatnya.

Perubahan dunia yang sangat cepat yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 dan disrupsi teknologi perlu disikapi dengan hati-hati.

Untuk menghadapinya, diperlukan sikap arif dalam mengembangkan teknologi. Sekaligus aktif mengakuisisi berbagai teknologi baru. Terutama teknologi digital.

"Namanya SDM betul-betul harus menjadi concern kita. Pendidikan tinggi kita harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Jangan dipagari oleh program-program studi fakultas yang justru membelenggu," ujar Presiden Jokowi, saat memberikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Di Acara Lemhanas, Jokowi Cerita Rebut Lagi Freeport hingga Blok Rokan dari Tangan Asing

Menurut Jokowi, ke depan akan banyak pekerjaan yang hilang dan muncul jenis-jenis pekerjaan baru. Oleh sebab itu, mahasiswa harus bisa memahami berbagai perkembangan ilmu yang terus berkembang seperti matematika statistik, ilmu komputer, bahasa Inggris, hingga bahasa pemrograman.

"Perkembangan-perkembangan seperti ini kalau enggak kita segera antisipasi bisa ketinggal kita. Jadi mungkin di fakultas kedokteran harus secepatnya mulai ada mata kuliah tentang robotik. Tinggal skill baru harus selalu di-update teknologinya karena apa yang diajarkan oleh guru semester ini, nanti semester depan diajarkan lagi sudah usang," jelasnya.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan bahwa universitas dan perguruan tinggi harus mampu mendorong mahasiswanya untuk belajar di mana saja, dengan siapa saja, berani mencoba hal-hal baru, dan tidak terjebak dengan rutinitas. Misalnya, para mahasiswa bisa diberi kesempatan untuk belajar di perusahaan teknologi.

"Taruh mahasiswa di sebuah perusahaan teknologi untuk mereka belajar. Misalnya apa itu hyperloop, apa itu Splash X, apa itu advance robotic. Semuanya memang harus, karena kecepatan perubahan betul-betul sangat cepat sekali," imbuhnya.

Di samping itu, pendidikan tinggi juga harus mampu mencetak dan melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh, sehat jasmani dan rohani, budi pekertinya baik, memiliki kebangsaan nasionalisme yang baik. Artinya, tugas perguruan tinggi itu tidak hanya mendidik di dalam kampus tetapi juga di luar kampus.

Baca Juga: Viral Mahasiswa Dapat Nilai Jelek Gegara Menggambar Terlalu Bagus: Nyesek Sampai Lulus

"Jangan sampai nanti di dalam kampus dididik mengenai kebangsaan, mengenai Pancasila, tetapi nanti di luar kampus ada yang mendidik lagi menjadi ekstremis garis keras atau radikal garis keras," tandasnya.

Load More