SuaraSulsel.id - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar meminta Mabes Polri untuk membuka kembali kasus dugaan pencabulan terhadap tiga orang anak di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Penyebabnya, kuasa hukum pelapor menilai penyidik Polres Luwu Timur yang menangani kasus tidak bekerja secara profesional.
Direktur LBH Makassar, Muhammad Haedir mengatakan alasan kuasa hukum korban tidak mempercayai Polres Luwu Timur karena mereka terbukti tidak mampu menjaga identitas para korban. Sehingga, dinilai tidak profesional dalam menangani kasus perkara anak.
"Satu hal kenapa kami sudah tidak mempercayai Polres Luwu Timur, karena menjaga identitas anak saja sudah tidak mampu. Faktanya dalam klarifikasi menyebut nama identitas ibu dari korban. Ini menandakan bahwa Polres Luwu Timur tidak profesional dalam melakukan penanganan perkara anak," kata Haedir saat menggelar konfrensi pers di Kantor LBH Makassar, Jalan Nikel, Sabtu 9 Oktober 2021.
Selain itu, kata Haedir, penyidik Polres Luwu Timur juga tidak memproses kasus ini dengan cara mengeluarkan surat penghentian penyelidikan. Padahal, kuasa hukum korban sudah diberikan fakta-fakta kasus saat berada di Polda Sulsel.
"Penghentian perkara ini dalam proses penyelidikan, melalui surat penetapan penghentian penyelidikan yang dikeluarkan oleh Luwu Timur," jelas Haedir.
Senada dengan Haedir, Rezky Pratiwi selaku Tim kuasa hukum korban dari LBH Makassar mengemukakan bahwa semestinya dalam penanganan kasus dugaan pencabulan terhadap tiga orang anak di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel ini polisi juga seharusnya memeriksa saksi-saksi lain dan menggali petunjuk-petunjuk lain yang sangat mungkin untuk dilakukan.
"Jadi kami dalam waktu gelar perkara di Polda Suksel dalam waktu lalu sudah menyampaikan dokumen-dokumen petunjuk. Itu tinggal follow up saja, kalau misalnya penyelidikan ini dibuka kembali kami sangat terbuka untuk bisa bekerjasama dengan penyidik dalam proses penyelidikan supaya bukti-bukti terhadap perkara ini kuat. Kami sangat siap untuk dilibatkan secara penuh," papar Rezki.
Menurut Rezki, sampai saat ini pihaknya belum pernah dilibatkan dalam menangani perkara kasus dugaan pencabulan terhadap tiga orang anak di bawah umur yang terjadi di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel tersebut. Karena itu, dia berharap kasus ini dapat dibuka kembali penyelidikannya sehingga LBH Makassar dapat bekerjasama untuk membantu penyelidikan.
"Iya (belum dilibatkan) prosesnya kan harus dibuka dulu oleh polri. Kemarin kan keluar penghentian penyelidikan dan pemberitahuan kepada pelapor bahwa kasusnya perkara penyelidikan ini dihentikan," kata dia.
"Nah itu harus oleh polri, baru kami masuk untuk bekerjasama untuk terlibat juga. Tidak dengan statement-statement panggilan yang sifatnya tidak formal. Karena penting bagi kepentingan pelapor untuk ada kepastian dari kasus ini. Sehingga kami butuh juga pemberitahuan secara resmi dari polri," tambah Rezki.
Rezki mempertanyakan terkait bukti baru yang dimaksud untuk dapat membuka kembali kasus dugaan pencabulan di Kabupaten Luwu Timur ini. Sebab, pihaknya sudah mengajukan sejumlah dokumen pendukung.
Karena itu, ia menegaskan akan terus mendampingi korban sampai kasus ini dibuka kembali penyelidikannya oleh polisi. Tujuannya, adalah agar para korban mendapatkan keadilan dimata hukum.
"Soal bukti baru sebenarnya maksudnya bukti baru seperti apa? Kami sudah mengajukan dokumen-dokumen pendukung. Kami ajukan juga orang-orang untuk diperiksa ahli untuk ditindaklanjuti oleh polri terkait kasus ini. Silahkan itu diperiksa, kami terbuka ketika kasus ini dibuka kembali. Kami akan kerjasama untuk pembuktian perkara, kami akan mendampingi pelapor, para anak ketika misalnya dibutuhkan pemeriksaan ulang terhadap para anak. Kami akan terus mendampingi sampai kasus ini dibuka. Diproses ke tahapan selanjutnya supaya anak bisa memperoleh keadilan," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
-
Sakit Hati Ditagih Utang, Remaja 16 Tahun Bunuh dan Cabuli Bocah 11 Tahun di Cilincing
-
Bejat! Kakek Residivis di Cakung Cabuli Bocah 7 Tahun, Padahal Lagi Bebas Bersyarat
-
Imingi Uang dan Jajanan, Kakek di Cakung Cabuli Remaja 16 Tahun Berkali-kali Hingga Hamil
-
Dicari Warga Sekampung Gegara Cabuli Anak Tetangga, Kakek di Cakung Ngumpet di Kandang Ayam
-
Fakta Kelam Kasus Inses di Gowa, Ayah Setubuhi Anak Sejak SD di Samping Istri yang Tertidur
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
GIIAS Makassar 2025 Hadir di Venue Baru: Lebih Besar, Lebih Digital, dan Lebih Seru!
-
Jangan Keliru! Begini Cara Baca Data THE World University Ranking 2026
-
17 Ton Bambu Laut Ilegal Siap Ekspor Ditemukan di Gudang Makassar
-
Racikan Amiruddin: PSM Makassar Siap Gebuk Arema FC
-
Kapal Ambulans Hilang Kontak di Selat Makassar, Angkut 3 Warga Pulau