Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 26 September 2021 | 12:57 WIB
Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu resmi meluncurkan rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-65 Universitas Hasanuddin dengan melepas balon ke udara, Kamis 8 Juli 2021 [SuaraSulsel.id / DKSR Unhas]

SuaraSulsel.id - Universitas Hasanuddin (Unhas) mengaku siap menggelar pembelajaran tatap muka. Usai menerima surat keputusan tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Unhas langsung merespons surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, dan Nomor 440-717 Tahun 2021. Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

"Universitas Hasanuddin siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka," ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Muh. Restu, Minggu 26 September 2021.

Restu menjelaskan, hakikatnya Unhas sudah lama merancang dan mempersiapkan prosedur pembelajaran tatap muka. Bagaimana prosedur pembelajaran dalam kelas, laboratorium, laboratorium lapangan, hingga penyelenggaraan seminar, ujian akhir, dan promosi.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bicara Soal Klaster Covid-19 di 149 Sekolah Jawa Barat

Restu mengatakan semua kebutuhan yang dipersyaratkan pada pembelajaran tatap muka terbatas sudah dimiliki oleh Unhas. Selain itu, Unhas sejak awal telah memiliki Satgas Covid-19. Untuk membantu proses penerapan protokol kesehatan atau Prokes.

Awalnya, rencana pembelajaran tatap muka akan terlaksana pada semester akhir Tahun Akademik 2020/2021. Namun, akibat situasi pademi yang fluktuatif dan menunjukkan peningkatan beberapa waktu lalu, maka Unhas mengadakan adaptasi dan menunggu hingga kondisi memungkinkan.

"Pembelajaran tatap muka diprioritaskan untuk angkatan 2020 dan 2021 yang berdomisili di sekitar Makassar. Bagi mahasiswa yang posisinya jauh, bisa mengikuti tetapi dengan ketentuan khusus. Kelas dirancang secara hybrid dan bergilir. Misalnya ikut hari ini dikelas, minggu depan tidak ikut dalam kelas," jelas Restu.

Restu menambahkan aturan ataupun konsep pembelajaran tatap muka belum disosialisasikan. Mengingat belum ada surat keputusan yang dikeluarkan oleh pimpinan universitas.
Pada dasarnya, Unhas sudah mempunyai kesiapan yang matang. Namun, tetap diperlukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk menyesuaikan antara kesiapan Unhas dengan kebijakan pemerintah.

"Kita sudah punya peluang untuk mengimplementasikan, apalagi sebagian besar sivitas akademika Unhas sudah menerima vaksin lengkap. Jadi, secara umum menindaklanjuti edaran tersebut, Unhas sudah siap," kata Restu.

Baca Juga: Ingin Nonton PON XX Papua 2021? Ketahui Dulu Protokol Kesehatan untuk Penonton

Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

Pembelajaran Tatap Muka di Provinsi Sulawesi Selatan mulai dilakukan secara terbatas. Untuk tingkatan SMA/Sederajat, sudah ada sekitar 633 sekolah yang menerapkan sekolah tatap muka secara terbatas.

Pemberlakuan pembelajaran tatap muka ini pun telah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat. Dimana sekolah mulai bisa dilakukan di wilayah yang menerapkan PPKM Level 1, 2, dan 3.

Data Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, sudah 633 sekolah yang telah menerapkan PTM terbatas. Sekolah itu terdiri dari SMA Negeri, SMK Negeri, SLB Negeri, serta sekolah swasta. Namun dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, masih ada dua daerah yang belum melakukan PTM pada tingkat satuan SMA/sederajat, yakni Kabupaten Gowa dan Kota Palopo.

Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan mendukung pembelajaran tatap muka terbatas. Mengingat kondisi Covid-19 di Sulsel mulai melandai.

Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2021, sudah tidak ada lagi daerah di Sulsel yang masuk dalam PPKM Level 4. Pada Inmendagri itu, disebutkan ada 18 kabupaten/kota di Sulsel yang masuk dalam PPKM Level 2 dan 6 kabupaten/kota yang masuk dalam PPKM Level 3.

Adapun daerah dengan penerapan PPKM Level 2 yaitu Kabupaten Kepulauan Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Takalar, Gowa, Bone, Maros, Pangkajene Kepulauan, Barru, Wajo, Sidenreng Rappang, Enrekang, Luwu, Luwu Utara, Toraja Utara, Kota Makassar, Kota Parepare, dan Palopo. Untuk Level 3 yaitu Kabupaten Bantaeng, Sinjai, Soppeng, Pinrang, Tana Toraja, dan Kabupaten Luwu Timur.

“Alhamdulillah, PPKM Luar Jawa - Bali yang kembali diperpanjang sudah tidak ada kabupaten/kota di Sulsel yang level 4. Dan sudah lebih 600 sekolah yang mulai melakukan pembelajaran tatap muka,” kata Andi Sudirman, Rabu, 22 September 2021.

Andi Sudirman mengungkapkan, telah ada Inmendagri terkait PTM pada level 1-3, yang menjadi dasar untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Ketentuan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai dengan SKB 4 Menteri dan Inmendagri bagi level 1-3 bisa melakukan PTM dengan kapasitas PAUD 33 persen, SD, SMP, SMA/sederajat 50 persen, dan SLB 62 - 100 persen.

"Bupati dan Wali Kota untuk segera melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas pelajar 50 persen. Sementara untuk PAUD hanya 33 persen, dan untuk SLB dengan kapasitas 62-100 persen. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan vaksinasi oleh tenaga pendidiknya," pintanya.

Makassar Zona Kuning

Kota Makassar kini berada dalam zona kuning penyebaran Covid-19. Kota Makassar sudah masuk dalam wilayah PPKM Level 2.

Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengaku hal tersebut berkat kerja sama semua pihak yang telah mendukung berjalannya Program Makassar Recover.

“Alhamdulillah jumlah warga terpapar saat ini makin berkurang. Tadinya zona merah dengan jumlah penderita covid yang tinggi, sekarang sudah kuning atau penderita covid minim," ungkap Danny Pomanto.

Danny Pomanto pun resmi menutup fasilitas isolasi apiung di kapal milik PT Pelni KM Umsini. Setelah kurang lebih dua bulan beroperasi.

“Alhamdulillah kita akhiri karena BOR-nya sudah sangat rendah. Satu kota itu cuman 8 persen. Di kapal ini BOR-nya 2,5 persen. Sehingga sudah selayaknya itu berarti program isolasi terpadu itu berhasil. Kenapa berhasil? karena berhasil menekan BOR. Itu menjadi rujukan,” kata Danny.

Selanjutnya, Danny Pomanto akan mengevaluasi setiap bulan. Serta akan mengantisipasi jika ada lonjakan secara tiba-tiba.

Salah satunya dengan menggencarkan vaksinasi di Kota Makassar. Hingga masuk ke lingkungan Rukun Tetangga atau RT.

“Ini bukan sekadar program. Tapi sebuah sejarah yang membuat dunia melirik Kota Makassar dan menjadikan contoh. Tapi jangan lengah, tetap protokol kesehatan,” imbau Danny Pomanto.

Disiplin Protokol Kesehatan

Penanganan penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan diklaim terkendali. Daerah yang masuk dalam zona orange dalam kasus penyebaran Covid-19 tersisa Kabupaten Luwu Timur dan Tana Toraja.

"Yang orange tinggal dua. Luwu Timur sama Tana Toraja. Sisanya zona kuning. Untuk zona merah di Sulsel sekarang tidak ada," kata Ketua Pakar Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel yang juga Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Ridwan Amiruddin.

Berdasarkan data situasi dan perkembangan pengendalian dan penanganan Covid-19 Sulsel pada hari ke-549, Minggu 19 September 2021 diketahui pasien covid-19 yang terkonfimasi tercatat ada 78 orang dari jumlah akumulasi sebanyak 107.812.

Pasien yang sembuh sebanyak 243 orang dari total akumulasi keseluruhan, 103.366. Meninggal dunia tercatat 2. Dengan jumlah akumulasi keseluruhan sebanyak 2.180.

Sementara jumlah testing tercatat ada 2.766 terbagi dari PCR sebanyak 2.700 dan Antigen sebanyak 66. Jumlah total akumulasinya adalah 835.680.

Pasien positif aktif covid-19 di Sulsel sebanyak 2.266 atau 2,10 persen. Angka kesembuhan tercatat 103. 366 atau 95, 88 persen. Angka kematian, yakni 2.180 atau 2,02 persen dan posivity rate sebanyak 2,89 persen.

Ridwan menjelaskan penyebab terkendalinya kasus penyebaran covid-19 di Sulsel tersebut disebabkan dari terlaksananya program yang telah dijalankan secara bersama-sama. Seperti program 5 M, 3 T dan program vaksinasi dan lainnya.

Load More