Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 21 September 2021 | 12:33 WIB
Atlet renang indah Sulawesi Selatan berlatih sebelum berangkat ke Papua, Selasa, 21 September 2021 [SuaraSulsel.id / Lorensia Clara Tambing]

SuaraSulsel.id - Nawrah Qanita dan Aliyah Mustika. Dua atlet muda ini akan mewakili Sulawesi Selatan pada PON Papua. Keduanya akan bertanding pada cabang olahraga renang indah.

Renang indah bukanlah cabang olahraga yang gampang. Olahraga ini memadukan unsur renang, senam, dan tari.

Namun, Nawrah dan Aliyah mampu melakukannya. Ya, walau usia mereka masih 12 tahun, keduanya sudah dipercaya bergabung dengan tim renang indah Sulsel pada PON Papua.

SuaraSulsel.id sempat memantau latihan Nawrah dan Auliyah di Kolam Renang Tirta Lontara, Selasa, 21 September 2021. Gemercik air kolam menyatukan gerakan indah 10 atlet renang Sulsel yang dilatih secara online.

Baca Juga: Biliar Sumut Targetkan 4 Emas di PON Papua

Dari 10 orang yang berenang di kolam itu, ada dua tubuh mungil yang cukup mencuri perhatian. Perawakannya kurus. Namun, ia mampu menari selaras dengan rekan-rekan lainnya.

Nawrah dan Auliyah adalah kedua atlet paling muda di PON tahun ini. Meski yang paling kecil dan muda, kepercayaan diri mereka sangat tinggi. Medali emas tentu jadi target di tanah Cenderawasih.

"Latihannya empat jam sehari. Dimulai dari jam 11 siang," ujar Nawrah.

Ia mengaku setiap hari, mereka harus tiba di lokasi latihan sebelum pukul 11.00 wita. Pelatihnya sangat tegas.

Lewat dari itu, tidak akan ada toleransi. Latihan juga tak boleh salah. Gerakan harus seimbang dan sama.

Baca Juga: Pesilat Rahma Dayanty Targetkan Raih Medali Emas di PON Papua

"Tidak boleh ada gerakan yang salah atau melenceng. Harus kompak. Kita juga diajar disiplin waktu," tambahnya.

Sebelum latihan, dimulai terlebih dahulu dengan pemanasan. Setelahnya mengikuti instruksi pelatih. Dalam sehari, mereka harus latihan empat jam.

Nawrah mengaku mereka harus menahan napas yang lama di dalam air. Belum lagi gerakan tubuh yang harus lentur.

Yang paling penting tidak boleh capek. Jika capek, maka gerakannya tidak akan seirama. Tantangan lainnya adalah terik matahari.

"Ya harus ditahan (napasnya) supaya bisa berenang sambil menari," ujar gadis kelahiran Makassar, 17 April 2009 itu.

Sama halnya dengan Auliyah. Atlet spesialisasi kategori perenang indah duet dan tim ini lahir 11 Oktober 2009 lalu. Auliyah sudah menyukai renang sejak kecil.

Ia bahkan sudah menjadi perenang profesional di usianya yang masih enam tahun. Bersama Nawrah, prestasi keduanya lumayan.

Mereka berada di peringkat dua pada Pra PON di Jakarta lalu. Ini bukanlah pertama kalinya mereka mengikuti ajang nasional.

Sudah beberapa kali keduanya juara di cabang olahraga renang indah. Beberapa catatan prestasinya yakni medali emas kategori solo Yogyakarta Open tahun 2016 lalu.
Kemudian juara kategori duet di Palembang Open tahun 2017.

"Kami akan berjuang di PON dan akan tampil dengan baik. Mohon doanya," tutur Auliyah.

Auliyah mengaku awalnya tak tertarik menjadi atlet. Ia mau jadi tentara atau polisi.

Untuk mewujudkannya, ia harus belajar punya tanggung jawab dan lebih mencintai negara. Ternyata hal tersebut bisa dilakukan lewat olahraga.

Orang tuanya pun mengajarkan disiplin sejak kecil. Jika waktunya belajar, Auliyah akan belajar dengan tekun, sama seperti siswa pada umumnya.

"Kalau jadwal latihan ya latihan, pas belajar ya belajar tekun," katanya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More