SuaraSulsel.id - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat mengunjungi kebun porang milik PT Al-Fatih Porang Indonesia di Desa Talumae, Kecamatan Watangsidenreng, Kabupaten Sidrap, Jumat 17 September 2021.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Papua Barat Fredrik F A Marlissa didampingi Wakil Ketua Komisi II Erik Manibuy, Sekretaris Komisi Saul Rante Lembang, serta anggota Sergius Rumsayor.
Mengutip KabarPapua.co -- jaringan Suara.com, Ketua Komisi II DPR Papua Barat, Fredrik Marlisa menyampaikan akan mendorong para petani membudidayakan Porang. Ia mengaku optimistis tanaman porang akan berkembang di Papua Barat.
Menurutnya, budidaya porang tidak membutuhkan biaya yang besar. Bahkan prosesnya tidak sulit. Sebab porang merupakan tanaman yang dapat dikategorikan mandiri. Sehingga mampu hidup dan berkembang dengan caranya sendiri.
“Sistem perkembangan mandiri, masyarakat Papua Barat khususnya para petani akan sangat menikmati hasilnya dari budidaya Porang, dengan memanfaatkan lahan yang menganggur,” ujar Fredrik, Jumat 17 September 2021.
Ia menilai wilayah Sorong, Manokwari, Pegunungan Arfak dan Manokwari Selatan menjadi kawasan yang bagus untuk mengembangkan tanaman Porang.
“Perawatan tidak sulit, hanya dengan pupuk organik, Porang sudah tumbuh dan apabila dipanen tidak membutuhkan alat-alat yang canggih,” katanya.
Selain perawatan mudah, budidaya Porang sangat menjanjikan bagi petani. Hal ini dikarenakan harga jual Porang yang tinggi.
“Harga per kilo yang fantastis, petani mampu meraup hingga puluhan juta rupiah dalam sekali panen. Secara teknis satu hektar tanah mampu ditanami 20.000 bibit Porang,” ujar Fredrik.
Baca Juga: HUT Sidrap Ke-677 Tahun Dirayakan Secara Sederhana
Sekretaris Komisi II DPR Papua Barat, Saul Rante Lembang menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi usai melakukan kunjungan kerja ke perkebunan Porang di Kabupaten Sidrap.
“Kami akan mengundang instansi teknis untuk mendorong budidaya tanaman ini. Sehingga bisa meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat secara umum,” kata Saul.
Menurutnya, Papua Barat memiliki banyak lahan yang tidak dikembangkan. Padahal lahan di Papua Barat tergolong subur untuk tanaman. “Kita nanti hearing dengan OPD terkait hasil studi banding cara menanam dan pengolahan tanah,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tulus Persembahkan 10 Lagu Hits di Unimerz Festival 2025
-
Wakil Sulsel di Miss Universe, Dea Geraldine Angkat Derajat Pengrajin Lokal Hingga Go Global
-
Gubernur Sulsel Dukung Mendagri Perkuat Ekonomi dan Keamanan Daerah
-
Wali Kota Makassar Ingin Bangun Stadion Untia Tanpa Utang
-
Persita Siap Gebuk PSM Makassar, Ini Kata Pelatih Pena