SuaraSulsel.id - Komjen Pol Paulus Waterpauw Kabaintelkam Polri di Jayapura mengatakan, untuk menyelamatkan burung Cenderawasih dari kepunahan. Serta menghormati adat istiadat masyarakat Papua.
Maka perhelatan PON Papua tahun 2021 diharapkan tidak menjadikan mahkota burung surga tersebut sebagai cinderamata atau souvenir bagi rombongan dari luar daerah.
Mengutip Kabarpapua.co -- jaringan Suara.com, Paulus mendukung banyaknya penolakan-penolakan dari berbagai komunitas. Untuk tidak menjadikan mahkota burung Cenderawasih sebagai cinderamata PON Papua 2021.
"Burung Cenderawasih lambang budaya dan adat, hanya digunakan oleh ondoafi pada saat upacara-upacara atau kegiatan kebudayaan. Sehingga saya mendukung apa yang disuarakan para aktivis lingkungan, dan komunitas. Untuk tidak menjadikan burung Cenderawasih sebagai souvenir di PON Papua maupun diperjualbelikan di pasar-pasar atau pinggir-pinggir jalan," jelas Paulus, saat diskusi kebangsaan, Jumat 10 September 2021.
Burung Cenderawasih, kata Waterpauw, adalah burung endemik Papua. Hidup bebas di alam Papua.
"Jika burung Cenderawasih diburu lalu dijual atau dijadikan souvenir, suatu saat burung endemik akan habis dan kita hanya bisa mengenangnya dengan cerita," jelasnya.
Waterpauw mengajak generasi muda di Papua untuk memahami adat dan budaya. Sehingga menggunakan simbol-simbol adat dan budaya itu pada tempatnya.
"Misalkan saat menari, pakailah souvenir atau property yang sesuai dengan tarian, tidak semua tarian menggunakan mahkota burung Cenderawasih atau bisa dengan solusi menggunakan mahkota Cenderawasih imitasi yang tak kalah menarik dan bagusnya," pesannya.
Sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) melarang penggunaan burung Cenderawasih sebagai cinderamata pada PON XX Papua.
Baca Juga: Siap Gelar PON XX, Lukas Enembe: Jokowi Bilang Ini Waktunya Tunjukkan Kebanggaan Papua
Kepala BBKSD Papua Edward Sembiring, mengatakan telah menyurati PB PON XX Papua, agar tidak menggunakan atribut ataupun aksesoris Burung Cenderawasih asli. Saat seremonial kegiatan empat tahunan tersebut. Tak hanya burung Cenderawasih, tetapi satwa dilindungi lainnya, termasuk Kasuari juga dilarang untuk dimanfaatkan bagian tubuhnya sebagai aksesoris.
Noken
Andarias Gobay, tokoh pemuda di wilayah adat Meepago mengusulkan gar noken dapat disematkan atau noken dipakaikan pada tamu yang berkunjung ke Papua, sebagai tanda penyambutan.
Menurutnya, noken sebagai satu dari sekian banyak oleh – oleh khas dari Papua. Menggunakan noken dalam aktivitas sehari – hari telah menjadi kebiasaan atau ciri khas warga Papua.
Noken merupakan salah satu kerajinan tradisional masyarakat Papua. Dalam perkembangannya kerajinan ini tersebar hampir diseluruh wilayah. Naik pegunungan hingga pesisir pantai.
Bagi orang Papua noken tidak hanya berfungsi sebagai alat menyimpan atau tas. Tetapi juga memiliki fungsi dan makna yang luas dalam berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi, dan budaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Begini Cara FEB Unhas Dorong Pelaku UMKM Maros Lebih Adaptif dan Tahan Banting
-
5 Ide Liburan Keluarga Anti Bosan Dekat Makassar Sambut Akhir Tahun
-
WNA Asal Filipina Menyamar Sebagai Warga Negara Indonesia di Palu
-
Pelindo Regional 4 Siap Hadapi Lonjakan Arus Penumpang, Kapal, dan Barang
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging