SuaraSulsel.id - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono mengungkapkan, pemerintah Indonesia akan menggandeng negara lain. Untuk mengeksplorasi logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element.
Logam tanah jarang disebut sebagai harta karun terpendam yang dimiliki Indonesia. Karena memiliki banyak manfaat ekonomi. Antara lain bisa dimanfaatkan untuk bahan baku baterai, telepon seluler, komputer, hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan.
Logam tanah jarang merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari 17 unsur. Antara lain scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).
Meskipun demikian, unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. Ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.
Mineral yang mengandung LTJ utama adalah bastnaesit, monasit, xenotim, zirkon, dan apatit. Mineral tersebut merupakan mineral ikutan dari mineral utama seperti timah, emas, bauksit, dan laterit nikel.
Tidak hanya itu, ternyata logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara. Adapun cadangan logam tanah jarang terbesar dunia terdapat di China. Selain penyimpan logam tanah jarang terbesar di dunia, China juga merupakan produsen LTJ terbesar di dunia.
Selain China, LTJ juga dijumpai di Amerika Serikat, tepatnya Mountain Pass AS, lalu Olympic Dam di Australia Selatan di mana 1980-an ditemukan cebakan raksasa yang mengandung sejumlah besar unsur-unsur tanah jarang dan uranium. Selain itu, tersebar juga di Rusia, Asia Selatan, Afrika bagian selatan dan Amerika Latin.
"Kami di Kementerian ESDM sudah buat satu rencana terkait penyelidikan LTJ, baik jangka pendek dan jangka panjang," ungkap Eko, Jumat 10 September 2021.
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, Eko mengatakan, untuk mengembangkan LTJ, Kementerian ESDM melakukan upaya eksplorasi, menyediakan informasi keterdapatan sumber LTJ yang bersumber dari berbagai penelitian, pelaku usaha, dan institusi lainnya.
Baca Juga: Amankah Penggunaan Disinfektan untuk Kabin Mobil?
"Juga rencana kerja sama dengan negara-negara yang kuasai teknologi tanah jarang seperti Tiongkok. Di sana ada Badan Geologi sejenis China Geological Survey," ujarnya.
Pemetaan geologi unsur logam yang ada di Sumatera menurutnya sudah dilakukan cukup panjang. Namun, perlu ditingkatkan lagi di daerah lain yang punya potensi logam tanah jarang.
"Di sektor hulu ada tiga, pertama yaitu program rutin penemuan prospek dan status sumber daya agar lebih mendekati akurasi. Kedua, rencana jangka pendek fokus pada mineral ikutan timah dan wilayah yang mungkin diusulkan jadi wilayah pengusahaan logam tanah jarang," paparnya.
Dan terakhir, rencana jangka panjang yakni melakukan penyelidikan di area hijau. Dengan masuk ke daerah yang secara regional dan pemahaman geologi kemungkinan akan dijumpai LTJ.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Dihukum Mati! Fakta Mengerikan Pembunuhan Sales Cantik Terungkap di Sidang
-
Jejak Fakta Fakultas Ekonomi Unhas: Alumni Pertama Orang Toraja
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada