Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 10 September 2021 | 08:46 WIB
Warga Desa Pangadaran, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat berjalan kaki karena jalan menuju desa tertimbun longsor [pojokcelebes.com]

SuaraSulsel.id - Warga Desa Pangadaran, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, masih terisolir. Akibat longsor yang menimbun sejumlah titik ruas jalan ke Desa Pangandaran.

Kepala Desa Pangandaran, Herianto kepada pojokcelebes.com -- jaringan Suara.com mengatakan, saat ini akses jalan masuk ke desanya sangat memprihatinkan. Karena masih tertutup material longsor. Sehingga warga harus berjalan kaki belasan kilometer. Untuk mendapatkan kebutuhan sehari–hari.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan, jalan kaki saja sangat sulit dilewati akses jalan yang tertimbun longsor. Warga harus menempuh perjalanan belasan kilometer kalau mau masuk ke desa kami atau keluar,” katanya.

Dia mengaku, jika kondisi ini berlangsung lama, takutnya persediaan kebutuhan masyarakat akan semakin menipis. Terutama bahan makanan seperti beras. BBM juga mulai langka.

Baca Juga: Selain Banjir, Masyarakat Balikpapan Perlu Waspadai Resiko Pohon Tumbang dan Longsor

”Kapan akses jalan tidak cepat dikerja, warga terpaksa makan ubi karena memang saat ini susah. Ketersediaan BBM juga sudah sangat kurang sebagai sumber penggerak mesin pabrik padi warga. Harga BBM di desa kami, sudah mencapai 16 Ribu per liter. Itupun kalau ada,” ungkapnya.

Mitting warga desa, kepada pojokcelebes.com, menyebutkan banyaknya titik longsor yang menimbun badan jalan. Sehingga mempersulit warga keluar masuk dengan menggunakan kendaraan roda dua. Saat ini, warga yang mencari kebutuhan pokok harus rela berjalan kaki sejauh 13 kilometer. Melewati longsoran material yang menutupi badan jalan yang sangat sulit dilewati.

”Warga yang keluar mencari kebutuhan harus berjalan kaki sejauh 13 Kilometer, melewati jalur yang masih tertimbun longsoran,” kata Mitting.

Mitting mengaku untuk membersihkan material longsor yang menutupi badan jalan, butuh waktu lama. Karena titik longsoran banyak.

“Kalau cuma satu alat berat yang kerja akan memakan waktu cukup lama. Apalagi alatnya sering mengalami kerusakan. Jalan ini, cuman satu – satunya akses paling dekat yang menghubungkan Desa Burana dan ke Kecamatan Tabulahan,” pungkas Mitting.

Baca Juga: Anggota DPRD Mamasa Terancam 4 Tahun Penjara, Terlibat Kasus Penipuan

Bupati Mamasa Ramlan Badawi mengatakan, alat berat sudah diterjunkan sebanyak dua unit. Empat hari yang lalu sudah bekerja. Namun butuh waktu untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor. Karena panjang longsoran 5 kilometer.

"Alat berat kami sudah bekerja dan sudah lewat mi jembatan gantung. Tapi harus bersabar karena panjang titik longsor,” katanya.

”Bantuan juga tetap masuk, kita berusaha bagaimana jalan tersebut bisa secepatnya terbuka. Sehingga roda ekonomi bisa berjalan,” pungkasnya.

Load More