Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 07 September 2021 | 18:14 WIB
Ilustrasi : Bayi kembar tiga atau triplets. (Facebook/Hospital Maternidade Marieta Konder Bornhausen)

SuaraSulsel.id - Bayi kembar tiga lahir dengan selamat di RSUD H Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba, Sulawesi Selatan. Semua bayi berjenis kelamin laki-laki.

Mengutip KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com, perasaan bahagia dirasakan pasangan suami-istri Muh. Rizal dan Nining Andriani. Warga Desa Topanda, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Mereka dikaruniai anak tiga sekaligus.

Nining melahirkan bayi kembar tiga melalui proses operasi Secsio Caesaria (SC) pukul 23.30 WIB, pada Senin (06/09/2021).

“Saya mengucapkan terimakasih kepada tim medis juga dokter yang sudah menangani ketiga anak kami dengan selamat,” kata Nining Andriani.

Baca Juga: Inspirasi 50 Nama Bayi Laki-Laki: Arnawama, Kairav, Syahreza, Nalendra, Nareswara

Sementara itu, Kasubag Humas dan Promkes RSUD H. A. Sulthan Daeng Radja, Gumala Rubiah menyampaikan selamat atas kelahiran bayi kembar tiga tersebut.

"Saat ini ketiga bayi kembar tersebut masih menjalani perawatan medis secara intensif dengan pengawasan petugas. Sementara ibunya juga masih dirawat dan berada di ruangan terpisah," kata Gumala Rubiah.

Pencegahan Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pemberian pendampingan pada ibu hamil menjadi salah satu inovasi yang akan diwujudkan pada pilar kelima dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 untuk mengatasi percepatan penurunan stunting.

“Yang kedua, pendampingan keluarga berisiko stunting. Jadi keluarga-keluarga yang hamil, mau menikah, atau memiliki baduta (bayi di bawah dua tahun) harus didampingi, ada pendamping,” kata Hasto dalam webinar “Sosialisasi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting” secara daring di Jakarta, pekan lalu.

Baca Juga: Siswi SMA Inhu Nekat Buang Bayinya di Pinggir Jalan, Mulut Disumpal Kain

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, disebutkan bahwa angka kejadian anemia pada ibu yang hamil cukup tinggi, yakni di atas 40 persen. Sehingga hal itu perlu menjadi fokus utama, karena dapat menjadi salah satu penyebab anak lahir stunting.

Mengutip Antara, untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya melakukan suatu inovasi melalui pendampingan keluarga yang akan melibatkan tiga pihak, yakni bidan, kader dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“BKKBN menentukan akan ada tiga pendamping, yakni bidan, PKK dan kader. Unsur kebaruannya adalah ada pendamping keluarga dan PKK dimasukkan menjadi salah satu unsur yang baru di perpres ini,” ujar dia.

Hasto menjelaskan, pendampingan ini harus dijalankan, bahkan sebelum ibu akan hamil, mengingat 80 persen pasangan suami istri yang baru menikah di Indonesia akan hamil di tahun pertama pernikahan dan melahirkan sekitar 1,6 juta bayi dengan lebih kurang 430.000 di antaranya lahir dalam kondisi stunting.

Pihaknya juga melakukan inovasi lain, seperti melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mengamati perkembangan ibu dan bayi dari waktu ke waktu.

“Suatu surveilans keluarga berisiko stunting akan mengamati dari waktu ke waktu. Ini menjadi hal yang penting, kemudian kasus yang ada dilakukan audit seperti apa solusi masing-masing kasus menjadi sangat penting,” ucapnya.

Load More