Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 29 Agustus 2021 | 15:00 WIB
Aparat penegak hukum TNI/Polri dari Satgas Nemangkawi melakukan olah tempat kejadian perkara dan melihat langsung kondisi bangunan 'honai' (rumah adat di pegunungan) milik salah satu kepala suku dan tiga rumah guru di Dambet yang menjadi korban pembakaran KKB. ANTARA Papua/HO-Satgas Humas Nemangkawi

Evakuasi lantas dilakukan untuk Anton dan Syaifiddin dengan membawa mereka guna dirawat di Rumah Sakit Timika.

Trauma pascakejadian

Meski tidak ada organ vital yang mengalami kerusakan, Anton mengatakan bahwa ia masih merasakan trauma yang mendalam akibat kejadian penembakan yang ia alami.

Anton mengatakan bahwa ia dihantui dengan suara yang menyerupai tembakan, ia merasa tidak nyaman dan takut ketika menaiki mobil, bahkan masih terlintas bayang-bayang peristiwa penembakan saat Anton sedang sendiri.

Baca Juga: Baku Tembak dengan TNI di Nduga, Teroris Papua Klaim Tewaskan 3 Prajurit

Setiap terdengar suara yang menyerupai tembakan, acap kali terdapat refleks untuk melindungi diri.

Sebelumnya, ketika masih menjalani perawatan di RS Timika, ia bahkan sempat lompat dari tempat tidur dan meneriakkan agar istrinya melakukan tiarap guna menghindari tembakan. Meskipun, suara tersebut sesungguhnya berasal dari petir.

“Di situ saya trauma, semuanya terasa menghantui,” ucapnya.

Hingga saat ini, Anton masih berupaya untuk memulihkan dirinya dari trauma pascakejadian yang menghantui.

KKB Papua dalam aksi pamer senjata [Foto: Hops.id]

Tindakan dari Polri

Baca Juga: Jadi Korban Baku Tembak dengan KKB Yahukimo, Anggota Brimob Dievakuasi ke Sentani

Polri memberikan prioritas pengobatan kepada para prajurit pembela negara sebagai penghargaan atas jasa serta pertumpahan darah yang telah diberikan demi menjaga keutuhan Indonesia.

Load More