Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 14:45 WIB
Donald Trump. [Instagram: @realdonaldtrump]

SuaraSulsel.id - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersuara lantang mengomentari eks Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang kabur ke luar negeri saat ibu kota negaranya dikuasai Taliban.

Donald Trump menyebut, aksi Ashraf Ghani yang memilih meninggalkan negaranya saat Taliban mencoba merebut kedaulatan justru malam membuat negara itu kacau balau.

Selain itu, Donald Trump juga menyoroti kelakuan Ashraf yang ikut menggondol uang negara sebesar USD 169 juta.

Belakangan ini, Donald Trump memang dikenal menjalani profesi baru sebagai kritikus usai tak mampu mempertahankan jabatannya di Pemilu Amerika Serikat terakhir kali.

Baca Juga: Dinilai Negara Besar, Taliban Sambut Cina Bangun Afghanistan Kembali

Apapun ia komentari. Sampai-sampai dia ikut mengomentari Ashraf Ghani.

“Saya mengatakan ini secara terbuka dan terus terang saya pikir dia benar-benar bajingan. Dia menghabiskan seluruh waktunya untuk memenangkan dan memakan para senator kami,” kata Trump dikutip dari Hops.id-jejaring Suara.com, Jumat (20/8/2021).

Kata Trump, selama ini para senator Amerika selalu berada di kantong Ashraf Ghani. Dia pun menegaskan kalau tak pernah percaya penuh pada beliau.

“Saya tidak pernah memiliki kepercayaan penuh pada Ashraf Ghani,” tegas dia.

Trump sendiri juga menggemakan tuduhan terhadap Ghani dan mengatakan bahwa dia mencurigai mantan presiden Afghanistan itu meninggalkan Kabul pada hari Minggu dengan uang tunai.

Baca Juga: Donald Trump Murka Afghanistan Dikuasai Taliban, Tuding Ashraf Ghani Biang Keroknya

Ghani sendiri sebelumnya mengaku sudah mengundurkan diri. Dia digantikan salah satu wakil presiden, meski di bawah kendali Taliban.

Ghani, yang melarikan diri dari Afghanistan pada 15 Agustus setelah Taliban mengambil alih ibu kota nasional, Kabul, telah menghadapi kritik global karena meninggalkan rakyat negaranya.

Sementara itu, Asraf Ghani saat ini berada di Uni Emirat Arab (UEA) bersama keluarganya. Dia diterima di negara Teluk itu dengan alasan kemanusiaan. Dia mengaku meninggalkan negaranya dalam upaya untuk menghindari pertumpahan darah.

Dia juga menepis tuduhan melarikan diri dari Kabul dengan koper penuh uang tunai dengan menyebut tuduhan itu tidak berdasar.

“Jangan percaya siapa pun yang memberi tahu Anda bahwa presiden Anda menjual Anda dan melarikan diri untuk keuntungannya sendiri dan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri,” katanya.

Load More