Hal ini terjadi pada tahun 1949, dimana Belanda menolak keras menyerahkan daerah Irian ke Indonesia. Padahal sudah disepakati dalam rapat konfrensi meja bundar.
"Tahu 1949 kita sudah menguasai penuh. Tetapi, waktu konfrensi meja bundar, sudah disepakati dengan Belanda bahwa satu tahun kemudian, Irian harus diserahkan ke Indonesia. Tapi tidak diserahkan, jadi serbu ke sana. Jadi berperang melawan Belanda karena Belanda mempertahankan. Itu namanya Veteran Pembela karena janji Belanda sudah disepakati dalam rapat, kalau itu mau diserahkan," ungkap Jacob.
"Nah, karena masih dikuasai Belanda, dia serbu. Dia lawan Belanda supaya Belanda jangan ini lagi. Kita sudah merdeka, sudah beberapa negara mengakui, India misalnya yang sudah mengakui waktu itu bahwa Indonesia sudah merdeka. Sudah merdeka tapi masih ada Belanda, Belandanya diusir. Itulah sampai tahun 1949, penyerahan kedaulatan," sambung Jacob.
Lebih lanjut, Jakob mengemukakan bahwa Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi pada tahun 1945 sampai 1949. Semua orang-orang yang berjuang waktu itu dianggap sebagai Veteran Pejuang karena memproklamirkan berdirinya Republik Indonesia.
Dianggap veteran. Jenis Veteran Republik Indonesia itu, Veteran Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 sampai 1949. Siapa yang berjuang waktu itu, itulah veteran. Orang-orang yang berjuang dianggap sebagai veteran pejuang karena memproklamirkan berdirinya Republik Indonesia.
Hanya saja, veteran-veteran pejuang yang melawan penjajah Belanda ini tersebar dan tidak diketahui keberadaannya. Sehingga hidup mereka tidak karu-karuan. Sebab, mereka berjuang memerdekakan Indonesia bukan karena ingin mencari makan, tetapi ingin merdeka.
"Orang pahlawan itu kalau sudah mati. Siapa yang berjuang, itulah veteran. Yang masih hidup itu veteran pejuang waktu mendirikan negara ini sampai selesai. Dia Veteran Pejuang. Ada namanya Young Yapa, Young Celebes. Pasukan-pasukan itu yang namanya veteran karena pasukan ini yang sudah melawan Belanda kita merdeka. Mereka berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Itu namanya Veteran. Makanya Veteran-veteran ini dihimpun dalam satu wadah, namanya Legiun Veteran Republik Indonesia. Dikasih organisasi," papar Jacob.
Untuk Veteran Pejuang, kata Jacob, ada sebagian yang telah meninggal dunia. Ada juga yang sudah hidup namun kondisi kesehatannya sudah tidak stabil karena telah menginjak usia sekitar 90-an.
Sedangkan, veteran pembela adalah veteran yang memiliki surat perintah karena mereka adalah pasukan untuk melawan penjajah asing.
Baca Juga: Daftar Universitas Negeri di Jakarta, Salah Satunya Terakreditasi Terbaik Nasional
Sementara veteran pendamai ialah veteran yang ikut andil dalam mendamikan pertempuran antara dua negara. Seperti dengan peristiwa pertikaian antara Israel dan Mesir yang disekat oleh Tentara PBB di tengah-tengah.
Sementara, veteran pendamai ini ikut mendamaikan peperangan berdasarkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ikut menertibkan dunia.
"Dia disekat, di tengah-tengah oleh tentara PBB. Yang masuk pasukan perdamaian di bawah bendera PBB bukan Indonesia. Ikut di situ, dia pendamai supaya tidak bertempur. Tapi tidak berarti sekarang tidak bertempur, masih ada. Itu Israel masih ada," ujar Jacob.
Jacob mengaku dengan tersebarnya keberadaan veteran-veteran tersebut, pihaknya sulit untuk mengumpulkan. Alasannya, ada yang tidak mau mendaftarkan diri dalam organisasi dan ada juga yang tidak tahu mendaftar.
"Ada semua di sini. Tetapi tersebar begitu ini veteran. Susah untuk mengumpulkannya, tapi setiap Kabupaten ada. Ada organisasinya di sana namanya dewan pimpinan cabang, ada ketuanya yang menghimpun. Tapi sampai sekarang belum terhimpun semua. Sampai sekarang ini masih dicari, veteran pembela saja itu masih banyak yang tidak mendaftarkan diri. Masih banyak yang tidak mau, ada yang mengatakan susah mendaftar, kan kalau mendaftar saya ini. Ini surat perintah saya. Orang-orang inilah yang dihimpun dalam Legiun Veteran Republik Indonesia," tutur Jacob.
Jacob menuturkan bahwa veteran-veteran pejuang yang namanya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat dan dijadikan nama jalanan ada beberapa. Seperti Sultan Hasanuddin dan WR Supratman.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Gubernur Sulsel Terima Penghargaan Indonesia's SDGs Action Awards 2025
-
BMKG Rilis 287 Gempa di Sulawesi Utara: Mana Paling Berbahaya?
-
3 Perusahaan Reklamasi Laut Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara
-
Kejaksaan Tahan Kepala SMPN 1 Pallangga Gowa, Ini Kasusnya
-
Lurah di Gowa Jual Program Sertifikat Tanah Gratis Rp5 Juta