SuaraSulsel.id - Mahasiswi Universitas Nusa Cendana atau Undana Kupang meninggal dalam kamar kos. Jalan KB Lestari, Nomor 12, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Perempuan bernama Nona (22 tahun) ditemukan meninggal oleh pemilik rumah kos, Selasa 10 Agustus 2021.
Mengutip telisik.id, Nona, berasal dari Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pemilik kos bernama Ema Muda hendak mengantar bubur untuk korban.
"Saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban. Saya ketuk lagi dan panggil namanya, tapi tidak ada sahutan. Biasanya hanya satu kali ketuk dia langsung buka. Tapi kali ini sekitar setengah jam saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban," kata Ema kepada wartawan.
Ema pun memberitahukan kepada suaminya dan penghuni indekos lain. Mereka kemudian menggedor pintu kamar korban, namun tetap tidak ada jawaban.
Kondisi korban baru diketahui setelah warga mencongkel jendela indekos.
Korban diketahui sudah dua kali menjalani vaksinasi COVID-19. Vaksinasi kedua dijalani korban pada akhir Juli 2021 lalu.
"Sepertinya korban menyembunyikan sakitnya saat divaksin. Padahal saat itu korban sudah sakit dan seperti kelelahan dan berat badan semakin menurun," ungkap Ema.
Ema menceritakan, kalau korban berusaha kuat dan tidak menyampaikan soal sakitnya saat menjalani vaksin, hingga bisa mendapatkan dua kali vaksin.
Baca Juga: Viral Vaksinasi di Kupang Ricuh, Warga Membludak hingga Robohkan Pagar
Korban diketahui sudah empat tahun menghuni indekos. Selama ini, korban cenderung tertutup dan tidak menceritakan keadaannya kepada siapapun, termasuk orang tuanya.
Diketahui, kalau ibu korban sudah beberapa tahun tinggal di Kalimantan menjadi tenaga kerja. Sementara ayah korban tinggal di Maumere.
Pemilik indekos dan rekan korban sudah berulang kali meminta korban ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatannya.
"Kadang korban mengalami batuk parah jelang subuh dan saya sering bangun mengecek keadaannya," kata Ema.
Dia juga tidak tega melihat keadaan korban, sehingga sering mengajak korban ke rumah sakit, namun korban sering menolak dan beralasan masih menunggu ayahnya datang dari Maumere.
"Saya pernah telepon mobil Brigade Kupang Sehat untuk menjemput korban, karena saya lihat berat badan korban makin menyusut, tapi korban menolak," ujar Ema.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
Terkini
-
Pemblokiran Rekening Pasif, BRI Beri Tips Aman Bertransaksi bagi Nasabah
-
BRI Komitmen Mengimplementasikan Asta Cita untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
-
Donat Tuli Jadi Simbol Kemandirian Difabel di Sulawesi Selatan
-
BRI Dukung UMKM Aiko Maju Jadi Pemasok Program MBG di Sitaro
-
Dewan Pers: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat