Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 05 Agustus 2021 | 15:58 WIB
Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid saat ditemui tim Kantor Staf Presiden di Pendapa Kabupaten Nunukan, Kamis (5/8/2021) [SuaraSulsel.id / KSP]

“Kebutuhan oksigen sangat sulit kami dapatkan. Salah satunya terkendala transportasi,” ujar dr. Dulman.

Menurutnya kebutuhan oksigen dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan. Dalam waktu seminggu dibutuhkan kurang lebih 700 tabung oksigen yang masing-masing berkapasitas 6 meter kubik.

Sementara pasokan sangat sedikit, sehingga mereka sempat tidak memiliki stok oksigen selama 2-3 hari.
“Sekitar pertengahan Juli kami sempat kehabisan stok,” tegas Dulman.

Dulman bersyukur memperoleh bantuan dari seorang pengusaha asal Pulau Sebatik H Herman Baco yang menyuplai langsung 100 tabung oksigen 6M3 langsung dari Tawau, Malaysia.

Baca Juga: Sidang Nurdin Abdullah : Pengusaha Transfer Uang Lewat Rekening Bantuan Covid-19 Sulsel

Dulman mengaku tetap mengupayakan ketersediaan oksigen dari sejumlah pihak. Misalnya mengambil dari Kota Tarakan dan Berau.

“Problemnya memang di Tarakan juga terbatas. Kami masuk daftar tunggu ke-5 setelah 4 Rumah Sakit yang ada di Tarakan,” tambah Dulman.

Untuk memenuhi kebutuhan pasien, RSUD Nunukan sudah menyiapkan 11 unit ventilator dan generator oksigen. Hal itu dirasa belum mencukupi ditambah Nunukan sebagai daerah terluar Indonesia yang dijadikan pos lintas batas para pekerja migran.

Saat ini RSUD Nunukan sedang mengajukan ijin agar bisa menerbitkan PCR Perjalanan. “Kami belum bisa menerbitkan PCR untuk perjalanan. Sekarang kami sedang membangun karena tempo hari kami mendapatkan bantuan PCR Portable dari Kepala BNPB,” imbuh Dulman.

Baca Juga: Aktivitas Orang Asing di Sulsel Perlu Diawasi, Agar Hal Ini Tidak Terjadi

Load More