SuaraSulsel.id - Shusy Daud, tetangga Apriyani Rahayu di Anggaberi, Lawulo, Sulawesi Tenggara mengaku bangga dengan prestasi Apriyani Rahayu.
Shusy mengatakan, sering melihat Apriyani diantar orang tuanya pergi latihan. Diantar ke SKB Unaaha.
"Hampir setiap sore lewat dengan tas raketnya. masyaAllah sekarang bukan hanya membanggakan sang ayah. Tapi juga membanggakan seluruh rakyat Indonesia," kata Shusy Daud.
Foto Apriyani Rahayu waktu SD dan SMP viral di media sosial. Setelah menyabet medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Apriyani bersama Greysia ganda putri China Chen Qing Chen - Jia Yi Fan pada Senin 2 Agustus 2021.
Foto jaman dulu atau jadul Apriyani viral. Foto Apriyani waktu masih SD, diambil tahun 2008. Saat dia mewakili Sulawesi Tenggara di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional di Jakarta, 2 - 8 Agustus 2008.
Juga foto waktu membela Sulawesi Tenggara dalam Olimpiade Siswa Olahraga Nasional tahun 2010 di Jakarta.
Apriyani terlihat serius melakukan pemotretan. Sembari diapit oleh beberapa orang yang diduga sebagai pelatih dan sesama atlet dari Sulawesi Tenggara.
Akun Facebook Mawar Merah membagikan foto Apriyani. Disebut saat itu Apriyani mewakili kontingen SMPN 1 Unaaha, Sulawesi Tenggara.
"Ternyata banyak bakat di daerah terpencil bisa bersaing dengan kota yang lengkap sarana dan prasarana," tulis akun Mawar Merah.
Baca Juga: 5 Figur Publik Totalitas Siapkan Hadiah untuk Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020
Mengutip Suara.com, Apriyani Rahayu bersama sang partner, Greysia Polii, berhasil merengkuh medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengalahkan wakil China, Cheng Qing Chen/Jia Yi Fan di laga final hari ini.
Dalam pertandingan final di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Greysia/Apriyani membungkam pasangan ranking tiga dunia itu dalam dua gim langsung, 21-19, 21-15.
Namun siapa sangka, sebelum menaiki podium tertinggi event olahraga paling prestisius di dunia itu, Apriyani Rahayu sempat melewati jalan begitu terjal sebagai pebulutangkis.
Dia berjuang meraih mimpi di tengah keterbatasan ekonomi, sebagaimana diceritakannya saat menjalani wawancara dengan PBSI via Live Instagram, 25 Juli 2020 lalu.
Perempuan kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara itu berasal dari keluarga sederhana. Semasa kecil, dia bahkan kesulitan untuk bisa membeli raket.
Demi mengakomodasi minat Apriyani terhadap bulutangkis, ayahnya membuat raket sendiri yang bahan-bahannya berasal dari kayu dan papan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Demi 2 Karung Beras, Nenek 85 Tahun Sakit Parah Digendong ke Kantor Lurah
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Diperbaiki Total, Sudirman: Bukan Tambal Sulam
-
Banjir Laporan Anggota Polisi Selingkuh, Begini Reaksi Mahfud MD
-
Rekrutmen 'Busuk' Polri dari Hulu ke Hilir Bikin Masyarakat Hilang Kepercayaan
-
Dihukum Mati! Fakta Mengerikan Pembunuhan Sales Cantik Terungkap di Sidang