SuaraSulsel.id - Nadiem Makarim secara gamblang mengakui kegagalan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ di Indonesia dan terus mendorong pembalajaran tatap muka.
Nadiem mengakui terjadinya learning loss di akhir tahun 2020 dan berharap januari 2021 Pembelajaran Tatap Muka atau PTM bisa kembali. Agar kondisi learning loss tidak terulang.
Namun melihat kondisi tersebut, Nadiem tampaknya tak bisa berharap banyak, Januari PTM jelas tak bisa dilaksanakan secara maksimal, bahkan sejumlah uji coba PTM dihentikan.
Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.
Baca Juga: Prinsip Melayani Nadiem Makarim dari Gojek ke Kemendikbud
Pelaksanaan PPKM tersebut akan dilakukan di Jawa dan Bali yang akan berlangsung dua pekan. Adapun pemberlakuan PPKM Darurat ini merupakan respons seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.
Tantangan akan semakin parah karena serangan kedua Covid-19 ini mulai rentan bagi anak. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia "Sebanyak 15 persen dari 9.399 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun".
Artinya, kemungkinan PTM kembali akan menemui kendala serius. Karena itu, sangat potensial Nadiem Makarim kembali menyatakan kegagalan belajar atau Learning Loss terjadi untuk kedua kalinya tanpa ada tindakan nyata mencegahnya.
Efek Lanjut Learning Loss
Menurut Michelle Kaffenberger, dampak learning loss tidak akan berhenti sekalipun sekolah dibuka dan diadakan pembelajaran tatap muka. Apalagi jika tidak ada kebijakan terkait pemulihan kemampuan belajar terlebih dahulu.
Baca Juga: Resmi! DPR Tetapkan Menteri Nadiem Mitra Komisi X, Menperin Mitra Komisi VII
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, dampak learning loss secara global pada peserta didik sangat besar terjadi pada siswa yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar. Dijelaskan bahwa siswa kelas 3 SD yang melewatkan waktu belajar 6 bulan berpotensi kemampuannya tertinggal 1,5 tahun.
Selain itu, siswa kelas 1 SD yang tidak belajar dalam waktu 6 bulan akan mengalami ketertinggalan hingga 2,2 tahun. Learning loss, menurutnya,akan berdampak panjang sehingga menyebabkan masalah ekonomi dan sosial di masa depan.
“Siswa yang kehilangan kesempatan belajar selama 1,5 tahun akan kehilangan pendapatan sebesar 15% saat dewasa. Sedangkan siswa yang kehilangan kesempatan belajar selama 2 tahun akan kehilangan pendapatan sebesar 20% saat dewasa,” tutup dia.
Solusi mencegah Learning Loss
Muhammad Ramli Rahim Ketua Umum Pengurus Pusat Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI) mengatakan, salah satu masalah serius di Indonesia awal pandemi covid 19 adalah adanya lebih dari 60% guru yang tidak mampu menggunakan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh. Berakibat pada buruknya kualitas PJJ.
Data JSDI, hanya 5,7 persen guru yang memiliki kemampuan dan kreatifitas yang baik. Untuk menyajikan pembelajaran jarak jauh yang menyenangkan dan tetap berkualitas. Sementara 33 persen diantaranya bisa menggunakan teknologi dalam PJJ dengan kualitas seadanya. Angka persentase ini butuh pemetaan ulang.
"Karena itu, seharusnya yang dilakukan Kemendikbud adalah menghentikan sementara seluruh proses belajar mengajar dan mengirimkan seluruh guru di Indonesia selama 2-3 bulan. Jika memang tak bisa satu semester masuk 'bengkel'," ungkap Ramli, Minggu 4 Juli 2021.
Guru yang 5,7% itu ditugaskan untuk melatih guru yang 33% untuk selanjutnya kedua kelompok guru ini melatih guru yang 60% tersebut. Pemetaan awal harus dilakukan dan setiap guru dipastikan bisa memberikan pembelajaran menarik dan berkualitas secara digital dengan miniml 18 metode berbeda untuk 18 pertemuan.
Pembelajaran harus dihentikan sementara agar yang dilatih dan yang melatih bisa berkonsentrasi penuh menemukan metode mengajar yang paling efektif secara digital tanpa beban berhadapan dengan anak didik.
"Dengan memasukkan guru ke "bengkel", insya Allah Indonesia akan menemukan caranya sendiri untuk menghadirkan PJJ yang berkualitas dan menyenangkan tanpa harus selalu mencari contoh dari negara lain. Pendidikan Indonesia harus bisa menjadi leader, bukan followers," kata Ramli.
Dari sini juga akan ditemukan, materi dan kurikulum yang betul-betul cocok dengan PJJ Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
-
Rudiantara Sentil OJK Soal Aturan 'Saklek' Pinjol: Jangan Terlalu Kencang, Nanti Mati!
-
PSSI Sebut Persija Tak Penuhi 'Syarat' Ikut Piala Presiden 2025: Kita Tak Pilih-pilih
-
Perbandingan Spesifikasi iQOO Z10 vs Infinix GT 30 Pro, Duel HP Gaming 4 Jutaan
Terkini
-
11 Ribu Lulusan SMP di Kota Makassar Terancam Tidak Lanjut ke SMA Negeri
-
Uji Kenyamanan Transportasi Publik Makassar: Bima Arya Naik Pete-Pete & Becak
-
Korupsi Jalur Kereta Api Sulsel, KPK Dalami Hal Ini
-
Narendra Modi: Gambar-gambar Dari Lokasi Jatuhnya Pesawat Air India Sangat Menghancurkan Hati
-
Momen Menyayat Hati: ODGJ Antar Jenazah Sahabat ke Pemakaman