Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 23 Juni 2021 | 07:50 WIB
Ilustrasi hujan disertai petir. [Shutterstock]

SuaraSulsel.id - Firman Daeng Nimbang (35 tahun), petani di Kampung Bontoparang, Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar meninggal setelah tersambar Petir.

Kapolsek Polongbangkeng Selatan AKP Idrus mengatakan bahwa korban saat itu sedang bertani di sawah. Korban tersambar petir ketika berlari pulang ke rumah saat hujan deras.

"Korban mengalami luka bakar dan meninggal dunia di TKP," kata AKP Idrus, Selasa 22 Juni 2021.

Sementara, Kepala Dusun Bontoparang dua, Luntung Daeng Tangnga menuturkan, bahwa insiden itu diketahuinya ketika warga setempat melihat korban tergeletak di sekitar sawah.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Buat Sayembara Tangkap Tikus, Per Ekor Dibayar Rp 5 Ribu

"Kejadianya sekira pukul 13 15 WITA, setalah adanya petir ketika hujan deras tadi. Kira-kira korban yang meninggal ini kena petir kedua," ujarnya kepada wartawan KabarMakassar.com -- jaringan Suara.com

Kemudian, ia bersama warga menghampiri korban yang telah tergeletak.

"Sempat dibantu, warga yang melihat korban langsung melapor ke saya dan kita sama-sama ke sana," bebernya.

Setelah diperiksa, ternyata korban sudah tidak bernafas lagi. "Ternyata kondisinya sudah tidak bernafas atau meninggal dunia," jelasnya.

Daeng Tangnga bersama warga kemudian membawa Firman ke rumahnya yang tak jauh dari sawah tempatnya bertani.

Baca Juga: Menteri Kelautan dan Perikanan Tinjau Tambak Udang Super Intensif di Takalar

Jarak antara rumah Firman denga sawah diperkirakan sekira satu kilometer lebih.

Pada tubuh korban, kata kepala Dusun, mengalami luka bakar. Bahkan, dari leher korban sampai kaki menghitam akibat tersambar petir.

"Kondisi korban saat diemukan dalam keadaan tengkurap, tubuhnya luka, seperti luka bakar, belang-belang. Dari leher sampai bagian badan korban hitam," pungkasnya.

Load More