Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 18 Juni 2021 | 16:26 WIB
Fenomena Gerak Semu Matahari, Juni 2021 / [SuaraSulsel.id / BMKG Makassar]

SuaraSulsel.id - Video warga Kabupaten Jeneponto heran melihat matahari terbit dari utara viral di media sosial. Pria dalam video tersebut mengaku peristiwa tersebut aneh. Sampai mengaitkannya dengan tanda hari kiamat.

Kaharuddin, Prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar mengatakan benda-benda langit yang dapat kita amati dari tempat kita di bumi, baik yang nampak pada siang maupun malam hari, semuanya bergerak secara teratur dari arah timur ke barat.

Setiap benda langit tersebut akan terbit dan tenggelam pada posisi tertentu di bumi. Di mana posisi terbit dan tenggelamnya kemudian berubah ke arah tertentu secara gradual. Dan kembali lagi ke posisi semula pada waktu tertentu.

Seolah-olah semua benda langit tersebut, termasuk matahari dan bulan, beredar mengelilingi bumi. Peristiwa pergerakan benda langit tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi kepentingan hidup manusia. Sebagai penanda waktu untuk memulai suatu kegiatan tertentu.

Baca Juga: 10 Tanda Kiamat Harus Dipercaya Umat Muslim, Matahari Terbit dari Utara Termasuk?

Seiring dengan perkembangan peradaban dan keilmuan manusia, berbagai macam teori pergerakan benda langit pun dikemukakan.
Dalam sejarah keilmuan astronomi, terdapat 3 teori pergerakan benda langit yang pernah dikemukakan oleh para astronom terdahulu. Yakni teori egosentris, geosentris, dan heliosentris.

Teori egosentris beranggapan bahwa manusia merupakan pusat dari peredaran benda-benda langit. Teori geosentris, teori ini mengatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya.

Sedangkan teori heliosentris menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya. Bumi beserta planet-planet lainnya secara bersamaan beredar mengelilingi Matahari pada orbit-orbit tertentu yang berbentuk bulat.

Dari teori heliosentris, dijelaskan bahwa matahari merupakan pusat peredaran benda-benda langit di dalam tata surya kita.
Planet bumi selain berputar pada porosnya, bersama dengan bulan bergerak mengitari matahari melalui lintasannya berbentuk elips.

Sedangkan bulan pada saat yang bersamaan berputar pada porosnya sambil mengitari bumi. Pergerakan-pergerakan tersebut ketika diamati dari bumi terlihat sebagai pergerakan yang bersifat semu.

Baca Juga: Hari Ini Matahari Terbit dari Utara Ternyata Benar, 4 Ramalan Kiamat Tapi Gagal

Gerak semu inilah yang sejak lama telah banyak dimanfaatkan oleh manusia khususnya dalam perhitungan waktu. Dalam keilmuan falak, pergerakan-pergerakan tersebut sangat penting. Karena beberapa perintah ibadah dalam Islam, waktu pelaksanaannya sangat terkait dengan posisi dan pergerakan matahari, bumi, dan bulan tersebut.

Pergerakan Matahari

Disebutkan bahwa matahari merupakan pusat tata surya kita. Bumi, planet dan benda langit yang berada di jangkauan gravitasi matahari, akan bergerak bersamaan mengelilingi matahari. Pada saat yang bersamaan matahari juga terus bergerak di alam semesta ini bersamaan bintang-bintang lainnya.

Dalam keilmuan astronomi gerak matahari dibagi menjadi dua macam, yakni gerak hakiki dan gerak semu. Gerak hakiki matahari, merupakan gerak sebenarnya yang dimiliki matahari. Yakni, rotasi matahari dan gerak matahari di antara gugusan bintang di alam semesta dalam mengitari pusat galaksi bima sakti.

Sedangkan gerak semu matahari, jika kita amati di permukaan bumi seolah-olah matahari bergerak dari timur ke barat mengelilingi bumi.

Secara umum gerak semu matahari dapat dibagi menjadi dua, yakni gerak semu harian dan gerak semu tahunan. Gerak semu harian adalah fenomena bergeraknya benda-benda langit dari timur ke barat saat tampak dari bumi.

Contohnya adalah matahari yang terbit di timur di pagi hari, lalu tampak bergerak ke barat hingga terbenam saat sore hari.

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya.

Hal ini terjadi karena bumi berevolusi mengelilingi matahari dengan poros yang miring sehingga bagian kutub utara dan kadang kutub selatan bumi akan condong ke matahari.

Fenomena ini menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya).

Titik paling utara dalam gerak semu matahari ini disebut titik balik utara yang terjadi di tanggal 21 Juni. Sebaliknya, titik balik selatan terjadi ketika matahari mencapai titik paling selatannya, yaitu pada tanggal 22 Desember.

Terkait video matahari terbit dari utara di Kabupaten Jeneponto yang banyak beredar di sosial media maka itu disebabkan oleh gerak semu tahunan matahari.

Matahari tetap terbit di timur dan akan terbenam di barat. Namun pada saat sekarang posisi matahari sedang menuju pada titik balik utara pada tanggal 21 Juni nanti. Pada tanggal 21 Juni posisi matahari bergeser sejauh 23,5 derajat dari ekuator ke arah utara.

Kemudian bergerak kembali ke arah ekuator di tanggal 23 September dan menuju ke titik balik selatan di tanggal 22 Desember nanti sejauh 23,5 derajat dari ekuator ke arah selatan. Dan bergerak kembali ke arah ekuator di tanggal 21 Maret. Gerak semu ini akan terjadi setiap tahunnya.

Dampak dari Gerak Semu Tahunan Matahari

Pada saat matahari seolah bergerak ke arah utara, maka belahan bumi di utara tentu akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak yang mengakibatkan munculnya musim semi atau musim panas di utara.

Sedangkan bagian bumi sebelah selatan akan kekurangan sinar matahari sehingga munculah musim gugur ataupun musim dingin di belahan bumi selatan.

Begitu pula dengan sebaliknya, jika matahari seolah bergerak ke selatan bumi, maka bagian selatan bumi yang akan mendapat banyak sinar matahari dan bagian utara tidak mendapat sinar yang cukup.

Sama halnya dengan negara-negara di belahan bumi utara dan selatan, negara yang berada di kawasan tropis juga akan mengalami pergantian musim akibat gerak semu tahunan matahari.

Namun bedanya negara beriklim tropis tentu tidak mengalami 4 musim, melainkan hanya memiliki 2 musim. Akibat adanya pengaruh dari angin muson akibat revolusi bumi.

Load More