SuaraSulsel.id - Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar terus merugi. Dampaknya, rumah sakit khusus ini tidak mampu lagi menanggung biaya perawatan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Selama ini, pengelola mengaku perawatan ODGJ menjadi beban terbesar rumah sakit.
Direktur RSKD Dadi dr Arman Bausat mengatakan, perawatan ODGJ membutuhkan biaya cukup besar. Pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebab anggaran yang dikelola sangat terbatas.
Terpaksa pihak rumah sakit melakukan Home Dropping. Yakni mengantar pasien ODGJ kembali ke keluarganya masing-masing.
Menurut Arman, jika upaya tersebut tidak dilakukan, maka rumah sakit akan terus merugi. Sementara jumlah ODGJ tidak berkurang.
Saat ini, masih ada 350 orang yang dirawat di rumah sakit. Sebelumnya ada 700 orang. Sebagian itu, kata Arman, sudah dipulangkan.
"Setengahnya dipulangkan karena sudah layak pulang. Jadi kita punya program baru Home Dropping, kami sendiri yang antar ke kampung," kata Arman.
Sebelumnya rumah sakit harus menanggung beban perawatan hingga Rp 10 miliar per tahun. Itu hanya untuk pasien jiwa saja.
Dengan program Home Droppng, kini pihaknya bisa mengirit hingga 40 persen anggaran. Atau setidaknya cukup menyiapkan anggaran Rp 4,5 miliar.
Baca Juga: Vaksinasi Guru Hampir Selesai, Dinkes Bantul Mulai Sasar Warga Disabilitas dan ODGJ
Menurut Arman, beban yang ditanggung rumah sakit tidak hanya pada kebutuhan harian pasien. Tetapi juga biaya obat dan perawatan lainnya.
Sementara, setengah dari pasien tidak lagi menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebab iuran BPJS Kesehatan tak dibayarkan oleh keluarga.
Ia menuturkan, dari total jumlah pasien yang ada, 300 diantaranya telah menjadi tanggungan BPJS Kesehatan. Sehingga masih ada 50 pasien lagi yang menjadi tanggungan rumah sakit.
"Bayangkan, defisit kita 50 persen dari pasien. Makanya saya ambil kebijakan obat harus dibatasi. Dan itu berlangsung sampai sekarang," bebernya.
Ia pun menyesalkan sikap Dinas Sosial (Dinsos) yang seolah lepas tangan untuk ikut merawat ODGJ. Minimal dalam hal pengurusan administrasi. Padahal menurutnya, Dinsos memiliki tanggung jawab dalam penanganan ODGJ.
"Dinsos sangat tidak berminat untuk mengurus administrasi ODGJ. Maunya antar pasien ke sini habis diantar langsung pergi mereka. Urus tanggungan tidak ada yang mau pikir," keluhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Ini 3 Calon Rektor Unhas Hasil Pemilihan Anggota Senat
-
Bakal Calon Rektor Unhas Ini Janji Bangun Jalan Layang di Kampus
-
Frederik Kalalembang ke Pandji Pragiwaksono: Harkat Orang Toraja Tak Layak Dijadikan Candaan
-
Sop Duren Samata Viral di MTF Market! Rahasia Rasa Bikin Nagih Terungkap
-
Golkar Sadar Diri: Bahlil Akui Anak Muda Kunci Menang di 2029, Begini Strateginya!