Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 01 Juni 2021 | 09:34 WIB
Sejumlah wisatawan berwisata di rumah pengasingan Presiden Pertama Indonesia Soekarno di Kota Ende, NTT Rabu (16/12/2020). [ANTARA FOTO/Kornelis Kaha]

SuaraSulsel.id - Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno dan istrinya Inggit Ganarsih pernah diasingkan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Ikut diasingkan bersama Soekarno, mertuanya yang bernama Amsih dan dua anak angkat bernama Ratna dan Kartika.

Tahun 1934, di lokasi pengasingan, Soekarno atau biasa disapa Bung Karno merumuskan Pancasila yang menjadi dasar negara.

Ende merupakan kabupaten yang berada di kepulauan Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Memiliki luas wilayah 2.067,75 KM persegi.

Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan pun dikenal sebagai Kota Pancasila. Tempat pengasingan mantan Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno pada tahun 1934.

Baca Juga: Jokowi Akan Jadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Soekarno diasingkan di Ende oleh Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge melalui surat keputusan pengasingan.

Ketika diasingkan mereka pun bertolak dari Surabaya menuju Provinsi NTT dengan Kapal Barang KM Van Riebeeck selama 8 hari mengarungi lautan. Saat itu Bung Karno berusia 35 tahun.

Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, selama berada di Ende, Bung Karno menempati sebuah rumah yang menghadap ke arah timur. Tempat terbitnya matahari.

Rumah itu milik Bapak Haji Abdullah Amburawu yang terletak di Kelurahan Kota Raja. Mereka tinggal selama 4 tahun.

Mengenang sejarah dari rumah yang ditempati oleh Bung Karno itu, Pemerintah Provinsi NTT melalui Pemerintah Kabupaten Ende menjadikan rumah tersebut sebagai situs bersejarah yang berdiri sejak tahun 1954.

Baca Juga: 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Kemendagri Minta Masyarakat Kibarkan Merah Putih

Rumah itu kemudian dibuat menyerupai museum yang berisi barang-barang Bung Karno dan juga foto-foto keluarga selama masa pengasingan.

Di dalam rumah itu, masih ada taman kecil yang konon dimanfaatkan Bung Karno sebagai tempat permenungan untuk merumuskan Pancasila. Taman tersebut berada tepat di bawah pohon sukun.

Seorang petugas membersihkan salah satu kamar yang ada di rumah pengasingan Presiden Pertama Indonesia Soekarno di Kota Ende, NTT Rabu (16/12/2020). [ANTARA FOTO/Kornelis Kaha]

Saat ini, tempat itu pun dikenal sebagai Taman Renungan Bung Karno atau Taman Renungan Pancasila.

Adapun sejumlah saksi bisu yang dikenang sebagai jejak atau tempat bersejarah saat Bung Karno dan keluarganya berada di Ende, yakni Gereja Katedral, Gedung Imaculata, Pos Militer, dan Makam Ibu Amsi.

Para wisatawan manca negara yang berwisata ke Ende pasti akan mengunjungi tempat itu selain Danau Tiga Warna Kelimutu.

Bupati Ende, Djafar Ahmad mengatakan, pihaknya berencana menggelar parade kebangsaan.

Ia mengaku sudah membangun komunikasi dengan Gubernur NTT perihal hari lahir Pancasila 1 Juni 2021 dan kegiatan parade kebangsaan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan gubernur dan pemerintah pusat agar kegiatan hari lahir Pancasila dan parade kebangsaan dilaksanakan di Ende dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," katanya kepada awak media, Senin (31/5/2021).

Nantinya, ia menambahkan, pihaknya akan membatasi jumlah orang yang mengikuti parade itu mengingat COVID-19 belum selesai.

"Jumlah orang kita akan batasi. Tahun lalu ada sekitar 300an orang, tetapi tahun ini kita akan kurangkan menjadi 50 orang dan peserta yang ikut wajib swab antigen," ungkapnya.

Kata bupati, bukan tanpa alasan kegiatan parade itu tetapi untuk mengenang Sang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia pernah mengukir jejak di Ende, bahkan Ende merupakan tempat penemuan Ilham Pancasila.

Load More