SuaraSulsel.id - Kebakaran Pasar Dungingi, Kota Gorontalo, yang terjadi pada Selasa (25/5/2021) membuat lelah dan rugi pedagang. Mereka mengaku, pasar tempat mereka mancari nafkah sudah menjadi langganan kebakaran.
Kebakaran kemarin merupakan kali ketiga terjadi di Pasar Dungingi. Deretan kebakaran yang berlangsung dalam rentang waktu dua tahun terakhir membuat para pedagang prihatin.
Pasalnya, tak sedikit kerugian yang harus ditanggung pedagang. Akibat dampak dari kebakaran.
Penuturan dari beberapa pedagang, mereka harus mengeluarkan biaya berkisar Rp 1-3 juta untuk memperbaiki lapak yang hangus terbakar. Biaya tersebut belum termasuk modal yang harus disediakan untuk bisa kembali berjualan.
“Rugi dan capek. Sudah tiga kali terbakar, kasihan kami para pedagang,” ungkap para pedagang di Pasar Dungingi.
Para pedagang juga menilai kebakaran yang melanda pasar Dungingi, agak ganjil. Sebab sudah tiga kali dengan kejadian yang hampir mirip.
Waktu kejadian pada malam hari dan situasi yang sepi. Kemudian sumber api diduga berasal dari arus pendek atau korsleting listrik. Padahal menurut para pedagang, peralatan listrik yang digunakan memiliki daya yang kecil.
“Hanya lampu dan beberapa peralatan. Tak lebih dari 100 watt, kecil,” ungkap mereka.
Sementara itu pantauan gopos.id -- jaringan Suara.com, mayoritas lapak yang ada di Pasar Dungingi terbuat dari kayu. Jarak antara satu lapak dengan lapak lainnya cukup dekat.
Baca Juga: Babak Baru Dugaan Korupsi di Damkar Depok, Kejari Kembali Panggil Saksi
Pada bagian dalam lapak mayoritas ditempati pedagang beras dan sayur-mayur. Sementara di bagian belakang ditempati pedagang ikan.
Selanjutnya pada bagian samping ditempati pedagang makanan dan buah-buahan. Aktivitas perdagangan di Pasar Dungingi kesehariannya berlangsung mulai pukul 06.00 Wita, hingga pukul 20.00 Wita.
Di sisi lain, pasca kebakaran pada 19 September 2019, hingga saat ini belum dilakukan perbaikan atau renovasi pada kios-kios yang terbakar. Puing-puing bekas sisa kebakaran masih tampak jelas.
“Mudah-mudahan peristiwa ini bisa diusut tuntas. Pastinya kami akan was-was kalau tiba-tiba terbakar lagi,” harap para pedagang.
Ma Amu salah seorang pedagang saat ditemui Gopos.id menghela napas dalam-dalam. Matanya berkaca-kaca. Lapak yang menjadi tempat dirinya meraup rezeki sehari-hari kini tinggal puing-puing.
Api telah menghanguskan lapak dan barang-barang milik perempuan paruh baya tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Rektor Unhas Dituduh Terafiliasi Partai Politik? Prof JJ Siapkan Langkah Hukum
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
BMKG Minta 12 Daerah di Sulawesi Selatan Waspada
-
Ditolak Banyak RS, Muh Ikram Langsung Ditangani RSUD Daya: Kisah Anak Yatim Viral di Makassar
-
Begini Cara FEB Unhas Dorong Pelaku UMKM Maros Lebih Adaptif dan Tahan Banting