SuaraSulsel.id - Bidan menjadi tulang punggung sistem kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak. Termasuk untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
“Maka kita patut berikan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para bidan. Sehingga, bidan bisa berikan layanan yang paripurna bagi yang membutuhkan,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat membuka webinar Hari Bidan Internasional dengan tema “Ikuti Datanya: Investasi untuk Bidan” secara daring, Selasa 25 Mei 2021.
Moeldoko menjelaskan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan nasional sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) 2020-2024. Sementara tingkat kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi.
Mengacu data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015, angka kematian ibu mencapai 305 per 100.000 penduduk dan angka kematian bayi pada 2017 sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk itu, di Hari Bidan Internasional ini, Moeldoko tidak lupa mengapresiasi peran penting para bidan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di kondisi yang tidak mudah, bahkan harus sampai mempertaruhkan nyawanya.
Baca Juga: Viral Bidan Puskesmas Mesum di Mobil, Pria Selingkuhan Dibekuk Polisi
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP) Dr. dr. Brian Sri Prahastuti menekankan perlunya kolaborasi dan upaya bersama dibutuhkan dalam mengurangi kematian dan penyakit ibu dan bayi di Indonesia.
“Sehingga inilah waktunya bagi pemerintah dan sektor swasta, dengan dukungan kuat dari masyarakat sipil dan komunitas, untuk bekerja sama dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir,” ujar Brian.
Plt. Direktur Jendral Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan dr. Kirana Pritasari, juga menilai peran bidan sangat besar dalam menekan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Kirana yakin, bidan bisa berkontribusi lebih besar lagi agar bisa menurunkan kematian ibu dan bayi hingga 5,5% per tahunnya.
“Karena bidan sangat memahami penyebab kematian ibu dan bayi. Namun perlu meningkatkan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain sehingga punya kesempatan lebih besar berikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat,” imbuh Kirana.
Baca Juga: Pemilihan Perbekel di Dua Desa Jembrana Bali, Inilah Hasilnya
Pernyataan Kirana bukan tanpa sebab. Selain bidan yang bekerja di puskesmas dan rumah sakit, ada juga praktek bidan mandiri dengan jumlah 42.288.
Berita Terkait
-
10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Jumbo Urutan Berapa?
-
Desa Wisata Pulesari, Tawarkan Suasana Asri dengan Banyak Kegiatan Menarik
-
Sisa Pagar Laut di Tangerang Kembali Dibongkar KKP
-
Ada Wacana Pemerintah Mau Alihkan Dana Desa untuk Bentuk KopDes Merah Putih
-
Kemenkop dan Aspenda Jajaki Kerja Sama untuk Mitigasi Risiko Fraud di Kopdes Merah Putih
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini
-
Didukung BRI, Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Sukses Jangkau Pasar Internasional
-
Bertengkar dengan Istri, Pria Ini Cari Ketenangan di Jalan Tol Makassar
-
Gurita Bantaeng Mendunia: Ekspor Perdana Rp2,3 Miliar ke Amerika Latin
-
Kapan UTBK 2025 Unhas? Ini Jadwal dan Kesiapan Terbaru dari Panitia