Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 23 Mei 2021 | 19:43 WIB
Pantai Kuta sepi pengunjung sejak pandemi, Kamis (13/11/2020). (Suara.com/Silfa)

SuaraSulsel.id - Kasus bom bali pernah berdampak terhadap kunjungan wisata ke Bali. Tapi dalam beberapa saat pemerintah mampu menarik kembali kunjungan wisatawan.

Berbeda dengan pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir. Hingga sekarang membuat Bali menjadi kota mati.

Mengutip gopos.id -- jaringan Suara.com, Bali menjadi sunyi. Tidak ada hiruk pikuk wisatawan. Bule yang dulu bisa kita jumpai lalu lalang memadati wilayah itu hilang.

Wisawatan lokal pun sangat sedikit. Suasana Legian, Pantai Kuta, dan tempat wisata lain di Bali sangat sepi.

Baca Juga: Gejala Infeksi Jamur Hitam, Menopause Dini Rentan Alami Serangan Jantung

Menyedihkan. Bali yang dulu menjadi surga bagi para turis asing dan lokal, kini menjadi kota mati. Bule-bule yang biasanya bisa kita jumpai di setiap sudut, kini tak lagi tampak.

Pariwisata yang menjadi nyawa Bali, merana karena pandemi Covid-19. Penerapan pembatasan pergerakan orang membuat wisata Bali sepi.

Begitu buruknya keadaan, Gubernur Bali Wayan Koster pun menilai, dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian Bali lebih mengerikan dari Bom Bali I dan II.

“(Bali) pernah terganggu terorisme karena Bom Bali satu dan bom bali dua. Kemudian erupsi gunung Agung, sebelumnya juga terjadi virus Sars. Itu kejadian-kejadian tidak berlangsung lama, tidak dalam skala luas. Dan dampaknya tidak separah sekarang ini yang pandemi Covid-19,” tegas Gubernur Wayan Koster, dalam webinar bertajuk Vaksin Datang Pariwisata Gemilang, awal Maret lalu.

Lesunya perekonomian Bali ini membuat Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan prihatin. Ia pun mengeluarkan perintah agar PNS yang berada di bawah koordinasinya melakukan work from Bali (WFB).

Baca Juga: Gubernur Riau Minta 5.000 Dosis Vaksin Covid-19 di Kota Dumai Dihabiskan

Perintah itu juga langsung ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman dukungan penyediaan akomodasi pada kawasan The Nusa Dua Bali, Selasa (18/5/2021).

“Nota kesepahaman ini dibuat sebagai upaya dalam mendukung peningkatan pariwisata The Nusa Dua Bali dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Akan berlaku untuk tujuh kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves,” kata Luhut dalam keterangannya, Rabu (19/5/2021).

Ada 16 hotel yang berada dalam kawasan The Nusa Dua yang dikelola Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang akan melakukan kerja sama dalam penyediaan akomodasi dan fasilitas hotel dengan Kemenko Marves.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berharap program ini dapat menarik para pegawai pemerintah. Bahkan swasta untuk bekerja dari Bali.

“Work From Bali mudah-mudahan dapat menarik para profesional di sektor pemerintahan maupun dunia usaha, untuk memastikan peningkatan tingkat kunjungan hotel,” kata Sandi.

Kawasan The Nusa Dua sendiri dipastikan telah memperoleh sertifikasi pariwisata sehat dan aman, berupa sertifikat Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Load More