SuaraSulsel.id - Danau Rana Tonjong di Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT terlihat indah ditumbuhi bungai teratai. Namun keindahan ini berpotensi membawa dampak buruk bagi areal persawahan yang berada di sekitarnya.
Bunga lotus atau teratai ini rupanya memiliki akar tempel. Sehingga mudah menjalar ke banyak tempat, apalagi tidak adanya tembok pembatas.
Akibatnya area persawahan warga dan tanaman padi pun berpotensi rusak karena ditumbuhi bunga teratai di sekeliling tanaman padi.
Salah satu pemilik sawah asal Kelurahan Pota, Abdulah Yusuf kepada Telisik.id -- jaringan suara.com menyampaikan keluhan terkait menjalarnya bunga teratai dari Danau Rana Tonjong.
Ia mengatakan, menjalarnya akar Rana Tonjong berpotensi merusak tanaman padi, sebab akar tersebut dapat membelit tanaman padi yang sudah ditanam.
"Lama-kelamaan sawah saya rusak karena menjalarnya akar Rana Tonjong ini. Saya minta ada perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur agar Rana Tonjong dibangun tembok pembatas," tutur Abdullah, Sabtu 15 Mei 2021.
Hal serupa disampaikan Mukhtar salah satu Warga Desa Nanga Mbaling.
Mukhtar mengatakan, antara Rana Tonjong dan persawahan warga harus dibangun tembok pembatas supaya akar teratai tidak menjalar sampai ke area persawahan.
"Kami disini juga waspada karena takut akar itu menjalar sampai ke sawah kami. Percuma tempat ini dikatakan destinasi wisata kalau ujung-ujungnya merusak. Karena itu segera bangun tembok," ujar Mukhtar.
Baca Juga: Pergerakan Tanah, Belasan Hektare Persawahan Sukaresmi-Cianjur Gagal Panen
Sementara itu Koordinator Pariwisata Pantura Kecamatan Sambi Rampas, Arsyad saat dikonfirmasi Telisik.id membenarkan bahwa akar Rana Tonjong yang menjalar ke persawahan warga itu berpotensi merusak tanaman padi.
Arsyad mengatakan bahwa ada 40 meter persawahan warga yang sekarang ini ditumbuhi oleh Tonjong atau ditumbuhi bunga lotus/teratai. Warga pun kerap mengeluh dengan kondisi itu.
"Untuk sekarang memang ada sekitar 3 hektare sawah yang jadi korban menjalarnya akar Tonjong itu tetapi tidak menutup kemungkinan akan menjalar ke sawah lain. Karena itu saya sedang berupaya untuk berkordinasi dengan pemerintah," tutur Arsyad.
Ia menambahkan, panjang tembok penahan yang harus dibangun itu kurang lebih 274 meter untuk mencegah menjalarnya akar Tonjong.
Arsyad juga mengaku bahwa dulu memang ada pembatas lama yang panjangnya 40 meter. Pembatas itu berupa kayu yang dibuat orang tua dulu. Tetapi rupanya tidak bisa menghalang jalarnya akar Tonjong.
"Biasanya kalau akar Tonjong itu sudah menjalar warga langsung membabat tetapi akar Tonjong itu tumbuh lagi di kemudian hari. Nah ini yang menjadi persoalan kita bersama," ungkap Arsyad.
Ia pun turut prihatin dengan kondisi yang dialami warga tersebut. Ke depan pihaknya akan berupaya agar pembangunan tembok pembatas tersebut segera diwujudkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
Terkini
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor
-
Setelah Demo Ricuh, Kenaikan Pajak PBB di Bone Akhirnya Ditunda!